Menelusuri Sejarah di Balik Nama Jalan Malioboro di Yogyakarta

- Rabu, 23 Oktober 2019 | 16:42 WIB
Instagram/@yrrr_swang._
Instagram/@yrrr_swang._

Salah satu yang identik dari Daerah Istimewa Yogyarkarta (DIY) adalah Jalan Malioboro, berada di jantung kota, tepatnya di antara Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Tugu Pal Putih. Di kawasan Malioboro, ada beragam toko yang memajang oleh-oleh khas Kota Pelajar ini, mulai dari panganan hingga batik.

Ada yang istimewa lagi dari Jalan Malioboro yaitu cerita sejarah dan makna namanya. Malioboro sering dikaitkan dengan tiga tempat sakral di Yogyarakarta yaitu Gunung Merapi, Keraton, dan Pantai Selatan.

-
Instagram/@yrrr_swang._

Mengutip situs resmi Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, awal mula keberadaan Malioboro bertepatan dengan pendirian Keraton Yogyakarta. Dalam bahasa Sansekerta, Malioboro artinya karangan bunga. Dulunya, Jalan Malioboro dipenuhi dengan bunga setiap kali Keraton Yogyakarta menggelar acara besar. 

Menurut pendapat lain, kata 'Malioboro' sudah ada sejak lama, dari seorang kolonial Inggris bernama Marlborough yang pernah tinggal di kawasan itu sekitar tahun 1811-1816 Masehi.

-
Instagram/@elqossam17

Keberadaan jalan ini ditata khusus sesuai mata angin, yaitu membujur arah utara-selatan dan berpotongan tegak lurus. Pola itu diperkuat sebagai 'sumbu imaginer' antara Pantai Selatan (Pantai Parangkusumo), Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.

Kawasan Malioboro mulai populer pada era kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg tahun 1790 di ujung selatan Jalan Malioboro. Belanda juga membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch Governor's Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos.

-
Instagram/@dhal_syamsu

Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun.

Sejarah lainnya, Jalan Malioboro menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.

-
Instagram/@sahalluthfi

Sampai saat ini, pemerintah Yogyakarta terus membenahi dan menata kawasan Malioboro agar tak hanya menjadi 'ikonik' Yogyakarta, tetapi juga sebagai ruang publik yang nyaman untuk disinggahi.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

5 Rekomendasi Penginapan di Sumba Timur, NTT

Selasa, 23 April 2024 | 20:50 WIB

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X