Destinasi Wisata Siap Dibuka di Era New Normal, Mampukah Tumbuhkan Geliat Wisata?

- Selasa, 23 Juni 2020 | 15:46 WIB
Ilustrasi orang yang akan berwisata. (freepik)
Ilustrasi orang yang akan berwisata. (freepik)

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 turut mengatur protokol kesehatan di sektor pariwisata.

Dengan adanya aturan tersebut, maka sejumlah destinasi wisata sudah bisa dibuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan. Namun apakah hal itu dapat menumbuhkan geliat wisata Tanah Air?

Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hari Santosa Sungkari, pertumbuhan geliat wisata Tanah Air yang terdampak Covid-19 membutuhkan waktu. Bukan berarti dengan dibukanya destinasi wisata di era new normal yang menerapkan protokol kesehatan maka jumlah wisatawan bisa kembali dalam waktu singkat.

"Kalau tumbuh normal untuk wisatawan mancanegara jumlahnya kembali belasan juta baru terjadi di tahun 2024. Sedangkan untuk wisatawan nasional bisa terjadi jumlahnya mencapai 300 juta akan terjadi mungkin baru tahun 2023," ujar Hari kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (23/6/2020).

Dirinya menambahkan, prediksi itu muncul atas pertimbangan beberapa faktor. Pertama, saat ini kapasitas di destinasi wisata tidak boleh penuh sehingga jumlah pengunjung menjadi terbatas. Kedua, terkait tersedianya vaksin Covid-19 yang membuat wisatawan merasa lebih aman untuk bepergian.

"Asumsinya vaksin tahun depan baru ditemukan, lalu butuh dites satu tahun. Pada 2022 vaksin sudah komersil dan di 2023 wisatawan sudah confidence untuk wisata," kata Hari.

Tapi di sisi lain, dengan terdampaknya sektor pariwisata akibat Covid-19, tolak ukur geliat wisata bukan lagi sekadar jumlah wisatawan. Fokusnya adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh wisatawan ketika datang ke suatu destinasi. Oleh karenanya kualitas di destinasi wisata harus ditingkatkan. Entah itu kuliner, suvenir, maupun hal lainnya.

"Jadi pelaku wisata tetap mendapatkan manfaat ekonomi tapi dengan memberikan kualitas yang baik. Soalnya targetnya adalah wisatawan luar negeri. Jadi jumlah wisatawannya tidak sebanyak dulu namun spending tetap tinggi, itu PR kita," ucap Hari.

Namun dirinya menegaskan, saat ini yang menjadi fokus bukan apa yang dijual tapi jaminan kebersihan, kesehatan, dan keamanan di destinasi wisata. Hal ini menjadi tugas pemerintah daerah untuk memastikan ketiga aspek tersebut dipenuhi oleh destinasi wisata yang ada di wilayahnya.

"Kami memberikan panduan berupa booklet berdasarkan protokol kesehatan yang diterbitkan Kemenkes. Tugas daerah untuk memastikan penerapannya tidak boleh melenceng," pungkas Hari.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X