Yuk ke Desa Wisata Denai Lama, Desa yang Dulu Dianggap sebagai Tempat Jin Buang Anak

- Selasa, 25 Januari 2022 | 17:01 WIB
Pengunjung berfoto di salah satu spot di Desa Wisata Kampoeng Lama, Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. (Instagram @desawisatakampoenglama)
Pengunjung berfoto di salah satu spot di Desa Wisata Kampoeng Lama, Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. (Instagram @desawisatakampoenglama)

Istilah 'tempat jin buang anak' kini tengah ramai gara-gara ucapan politikus PKS Edy Mulyadi soal Kalimantan yang dipilih sebagai ibukota negara baru.

Sebelum istilah itu ramai dibicarakan, di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara, istilah tersebut sudah sering diucapkan oleh orang-orang untuk berseloroh tentang suatu tempat atau daerah yang terlalu berada di pelosok dan sunyi. 

Maka tak heran, ada banyak tempat di Sumatera Utara yang dijuluki 'tempat jin buang anak'.

-
Pengunjung berfoto di salah satu spot di Desa Wisata Kampoeng Lama, Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. (Instagram @desawisatakampoenglama)

Namun kini, beberapa tempat yang 'diejek' sebagai tempat jin buang anak itu sudah mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang.

Dulu, Desa Denai Lama ini dianggap sebagai tempat jin buang anak karena jauh di pelosok dan sepi. Serakng, Desa ini disulap oleh warga setempat menjadi desa wisata, dan diberi nama 'Desa Wisata Kampoeng Lama'.

Dari jantung Kota Medan, untuk menuju tempat wisata alam ini hanya butuh waktu sekitar 45 hingga 60 menit lewat jalur Batangkuis.

-
Pengunjung berfoto di salah satu spot di Desa Wisata Kampoeng Lama, Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang. (Instagram @desawisatakampoenglama)

Desa Wisata Kampoeng Lama memadukan budaya Melayu, Jawa, dan Batak. Destinasi wisata ini memilki dua andalan, yakni Agrowisata Paloh Naga dan Pasar Tradisional Paloh Naga. Selain itu, juga ada Kafe Baca sebagai tempat untuk membaca berbentuk Sanggar Lingkaran.

Dari hasil perpaduan tiga budaya tersebut, lahirnya beberapa produk kerajinan seperti kain tenun, batik jumputan, kopi, dan lain-lain berbahan batok kelapa.

Pengunjung dapat menikmati jajanan tradisional seperti bubur pedas Melayu, nasi bakar, lapek bugih, dan ambuyat, dan menyantapnya sambil memandang hamparan sawah. 

-
Hamparan sawah di Desa Wisata Kampoeng Lama. (Instagram @desawisatakampoenglama)

Tempat ini juga cocok sebagai latar foto karena pemandangannya yang Instagramable.

Untuk menikmati tempat wisata ini secara menyeluruh, pengunjung dapat memilih paket wisata seharga Rp160 ribu per orang, sudah termasuk mengunjungi Pasar Tradisional Paloh Naga, tangkap ikan, keliling kampung, sarapan, dan makan siang.

Untuk membeli di pasar tradisional, metode pembayarannya tidak dengan uang langsung. Pengunjung haru smembeli uang kepeng yang terbuat dari kayu terlebih dahulu. Satu keping harganya Rp2 ribu.

-
Sandiaga Uno didampingi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat berkunjung ke Desa Denai Lama. (Instagram @desawisatakampoenglama)

Karena pesonanya, Desa Wisata Kampoeng Lama ini masuk dalam 500 desa wisata di Indonesia yang ikut dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Desa wisata Denai Lama juga menjadi lokasi acara sosialiasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 pada 22 Mei-25 Juni 2021. Menparekraf Sandiaga Uno juga pernah datang ke desa wisata ini pada Juni 2021 lalu.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X