Myanmar punya banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya King Galon Gold Leaf Workshop, Show Room & Sale Centre, produsen utama daun emas Myanmar yang ada di Mandalay.
Di sini, kamu bisa membeli oleh-oleh daun emas yang anti mainstream. Kamu juga bisa melihat langsung proses pembuatannya lho.
Proses pembuatan daun emas
Pembuatan daun emas sampai jadi halus dan tipis butuh waktu dan tenaga yang enggak sedikit. Prosesnya dimulai dengan 3 butir emas batangan (atau sekitar 1.928 ons) yang ditempatkan di extruder, pita emas berukuran 6 meter. Masing-masing dipotong menjadi 200 bagian emas.
Setiap potongan ditempatkan di antara dua lembar kertas bambu dan ditumpuk di atas satu sama lain menjadi satu bundel. Setelah diikat, emas ditempel pada lempengan batu. Lalu emas dipukul selama sekitar 30 menit dengan palu seberat 2,7 kg sampai ukuran emas melebar. Proses ini diulang sebanyak dua kali.
Setelah sesi pemukulan dengan palu dan emas telah menyebar luas, serpihan yang rata ini dipotong menjadi 6 bagian yang sama, lalu ditumpuk di antara kertas bambu lagi dan dibundel.
Sekitar setengah jam kemudian, setiap serpihan emas ditarik keluar dan dipotong menjadi potongan lain yang sama sehingga menghasilkan serpihan emas lainnya. Serpihan emas ini dijepit di antara kertas bambu dan kembali dipalu selama lima jam.
Jam khusus yang disebut Clepsydra, dipakai untuk mengetahui durasi waktu proses demi prosesnya. Clepsydra punya lubang kecil di dasarnya dan air yang dibiarkan menetes. Air dikumpulkan di bawah dan pemukul emas harus menyelesaikan 120 pukulan sebelum tempurungnya penuh, yang biasanya terjadi sebanyak 18 kali per jam.
Nah, pemukulan yang dilakukan secara terus menerus ini akan membuat seluruh paket emas panas sekaligus menyebabkan serpihan emas menyebar dan berkembang. Jadi, emas nggak menempel di kertas bambu. Setelah melalui proses yang panjang ini, jadilah emas berbentuk daun.
Harga souvenir ini adalah 13 ribu Kyats, atau sekitar Rp96 ribu per satuannya. Selain emas berbentuk daun, kamu juga bisa menemukan emas berbentuk patung Buddha, mangkuk, kotak, kuil, lukisan dan lain sebagainya.
Jika tertarik untuk berkunjung ke sini, tempat ini buka setiap hari mulai pukul 07.30am – 18.00 waktu setempat.
Artikel Menarik Lainnya:
- Belajar Meracik Teh Bunga Kering ala Bangsawan Jepang di Walini By Me: Hangat dan Sehat
- Keren! Warga Indonesia Menjadi Volunteer Piala Dunia 2022 Qatar, Intip Proses Pelatihannya
- Pernikahan Unik di Ponorogo: Pengantin Mengibarkan Bendera Merah Putih, Nasionalis Banget!
- Resep Fettucini Biru, Inovasi Sajian Unik untuk Penggemar Pasta, Rasanya Khas Italia!
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.