Skema digitalisasi menurut Plt. Direktur Komunikasi Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Firnandi Gufron tepat untuk mendorong pemulihan pariwisata usai Pandemi COVID-19.
Melalui acara webinar, Firnandi menyampaikan bahwa skema strategi digital yang tepat bisa dimulai melalui edukasi destinasi wisata, termasuk keunggulan budaya dan keunggulan setiap wilayah untuk mengajak masyarakat mengunjungi destinasi wisata tersebut.
"Jika dimanfaatkan dengan betul layanan digital untuk mengenalkan destinasi-destinasi wisata dan pariwisata serta mengangkat UMKM di sekitarnya, ujung-ujungnya itu dapat meningkatkan ekonomi dan berpengaruh ke hal lainnya mulai dari munculnya peluang usaha dan lapangan pekerjaan baru," kata Firnandi.
Untuk mempromosikan sektor pariwisata di Indonesia, Kemenparekraf mendukung lebih banyak kolaborasi yang mengedepankan solusi dan inovasi di ruang digital.
Baca juga: Pelaku Pariwisata Labuan Bajo Mogok Gegara Harga Tiket Naik, Menparekraf: Kita Cari Solusi
Salah satu program pemanfaatan ruang digital lewat kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta adalah program bertajuk "Jelajah #SerunyaIndonesia".
Program ini disiapkan untuk menyambut perayaan Hari Ulang Tahun RI ke-77 yang mengambil tema "Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat".
Kolaborasi Kemenparekraf ini menggandeng empat kreator konten muda yang akan mengajak pengguna platform media sosial untuk mengeksplorasi 77 destinasi wisata lewat siaran langsung di platform media sosial TikTok.
Nantinya, eksplorasi destinasi wisata secara virtual itu diharapkan tidak hanya memberikan dorongan untuk berwisata tapi memberikan edukasi bermanfaat kepada penontonnya.
"Ini merupakan wujud nyata dari digitalisasi yang akan membangkitkan minat masyarakat untuk berpariwisata, mengenal keunikan budaya bangsa, dan menggerakkan perekonomian terutama UMKM. Kami menyambut dengan sukacita inisiasi dari kolaborasi ini, karena dampak positif yang akan dihasilkan dapat berkontribusi untuk sektor pariwisata yang sempat meredup di masa COVID-19," kata Firnandi.
