Baru-baru ini perusahaan VPNpro melaporkan bahwa pihaknya telah menemukan aktivitas mencurigakan di aplikasi video editing terkenal yaitu VivaVideo. Ya, aplikasi tersebut kini sudah diunduh lebih dari 100 juta kali di Google Play Store.
Namun siapa sangka bahwa aplikasi tersebut disebut sebagai aplikasi mata-mata asal Tiongkok. Pasalnya aplikasi VivaVideo diketahui telah meminta izin-izin berbahaya kepada penggunanya.
Izin yang dimaksud tersebut antara lain adalah membaca dan menuliskan file ke driver eksternal serta membaca lokasi pengguna. Padahal jika kita pikir-pikir, untuk apa aplikasi editing video sampai harus mengetahui lokasi para penggunanya.
Bahkan pihak VPNpro juga mengatakan pada tahun 2017 lalu, VivaVideo sempat masuk ke dalam daftar aplikasi berbahaya oleh militer India karena memiliki malware di dalamnya.
Sekedar informasi, aplikasi VivaVideo sendiri dikembangkan oleh perusahaan software asal Tiongkok bernama QuVideo yang bermarkas di Hangzhou.
Selain VivaVideo, VPNpro juga menemukan lima aplikasi berbahaya yang dikembangkan oleh QuVideo lainnya seperti VivaVideo edisi berbayar, SlidePlus, VivaCut, dan juga Tempo.