Volocopter Berencana Meluncurkan Taksi Helikopter Listrik di Singapura

- Selasa, 1 Oktober 2019 | 17:45 WIB
Volocopter, taksi helikopter listrik (REUTERS / Michael Dalder)
Volocopter, taksi helikopter listrik (REUTERS / Michael Dalder)

Startup Jerman Volocopter mengatakan Singapura muncul sebagai salah satu tujuan yang paling mungkin untuk peluncuran komersial helikopter listrik. 

Mereka berharap dapat menawarkan penerbangan jarak pendek dengan harga setara limosin.

Co-founder perusahaan yang bekerja dengan regulator Singapura akan melakukan uji terbang publik dalam beberapa bulan mendatang. Ia mengatakan negara-negara seperti Dubai dan Jerman merupakan pasar yang paling terbuka untuk kendaraan taksi udara ini. 

Sejumlah perusahaan berusaha membawa taksi udara menuju pasar massal tetapi kurangnya regulasi, infrastruktur, dan masalah keamanan telah membuktikan menjadi hambatan. 

Volocopter menargetkan peluncuran komersial yang direncanakan dalam dua hingga tiga tahun seperti taksi drone yang menyerupai helikopter kecil ditenagai oleh 18 baling-baling, melansir dari Reuters

"Untuk rute komersial, kami memiliki dua profil pelanggan, satu adalah pelanggan bisnis, perjalanan dari bandara ke pusat bisnis, dan yang satunya untuk wisatawan yang akan terbang dari Marina Bay ke Sentosa," kata Alexander Zosel. 

Zosel mengatakan startup sedang mencari lebih banyak mitra keuangan dalam putaran pendanaan yang rencananya mendekati Januari 2020. 

Perusahaan startup ini telah mengumpulkan 85 juta Euro (US$93 juta) hingga saat ini dan yang terbaru dalam tahap 50 juta Euro yang dipimpin oleh pembuat mobil Tiongkok, Geely awal tahun ini. 

Volocopter mengatakan telah mencatat lebih dari 1.000 penerbangan ujicoba yang dilakukan oleh manusia dan penerbangan lainnya yang diterbangkan dengan remote control atau secara mandiri pada rute yang telah ditentukan.

Zosel mengatakan penerbangan komersial pertama akan diujicobakan dan menyisakan ruang hanya untuk satu penumpang, tetapi dalam lima hingga 10 tahun ia berharap untuk beralih ke penerbangan yang sepenuhnya otonom.

Singapura merupakan salah satu negara paling maju di dunia dalam hal pengujian kendaraan otonom, negara ini berencana untuk menggunakan bus tanpa pengemudi di tiga distrik yang rencananya akan mulai pada tahun 2022.

Namun, Singapura dan negara lainnya memiliki aturan ketat untuk menerbangkan pesawat tanpa awak, terutama setelah drone menyebabkan serangkaian penundaan penerbangan di bandara tahun ini, dan kurangnya helipad. 

Volocopter masih harus melihat ambisinya ke depan untuk dapat memenuhi penerbangan tanpa awak atau menggunakan remote control yang disesuaikan dengan rute tertentu. 

Artikel Menarik Lainnya: 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X