Telegram Dikritik soal ’Pesan Terenkripsi’ yang Berbahaya Bagi Pengguna, Apa Itu?

- Rabu, 29 Desember 2021 | 10:39 WIB
Ilustrasi pengguna aplikasi Telegram di smartphone. (Freepik)
Ilustrasi pengguna aplikasi Telegram di smartphone. (Freepik)

 

Kita tentu sudah sangat akrab dengan aplikasi pesan seperti WhatsApp, Telegram dan belakangan juga ada Signal. Ketiga aplikasi tersebut bisa dikatakan yang paling populer dan banyak digunakan saat ini.

Namun baru-baru ini, CEO Signal Moxie Marlinspike menyebutkan bahwa kompetitor mereka yakni Telegram merupakan aplikasi yang memiliki privasi pengguna paling buruk. Hal tersebut ia ungkapkan melalui akun twitter pribadinya @moxie.

Dalam twitnya tersebut,  Moxie menulis bahwa hampir semua liputan media tentang Telegram masih menyebutnya sebagai "pesan terenkripsi". Namun dalam hal privasi, Telegram paling buruk.

“Sungguh menakjubkan bagi saya bahwa setelah sekian lama, hampir semua liputan media tentang Telegram masih menyebutnya sebagai "pesan terenkripsi". Telegram memiliki banyak fitur menarik, tetapi dalam hal privasi dan pengumpulan data, tidak ada pilihan yang lebih buruk,” ungkapnya di twit yang ia posting belum lama ini.

-
Twit dari Bos Signal Moxie Marlinspike terkait Telegram. (Twitter/@moxxie)

Ia menjelaskan alasan kenapa menyebut Telegram sangat buruk soal keamanan privasi penggunanya, yakni Telegram menyimpan semua kontak, grup, media, dan setiap pesan yang pernah dikirimkan atau diterima pengguna dalam teks biasa (plaintext) di server mereka.

Hal ini dikarenakan data tersebut disimpan dalam plaintext, yang  artinya kontak, grup, media, dan setiap pesan milik pengguna tidak diacak menggunakan sistem enkripsi. 

"Aplikasi di ponsel Anda hanyalah "tampilan" ke server mereka, tempat data sebenarnya berada. Hampir semua yang Anda lihat di aplikasi, Telegram juga melihatnya," tulis @moxie.

Baca juga: Warga China Serang Elon Musk soal Satelit SpaceX yang Hampir Tabrak Stasiun Luar Angkasa

Perlu diketahui, Encryption atau enkripsi adalah proses untuk membuat suatu susunan acak dari teks yang dapat dibaca oleh manusia (human-readable plaintext) menjadi teks yang tidak dapat dibaca oleh manusia dan hanya dimengerti oleh sistem saja (incomprehensible text). Teks hasil dari enkripsi disebut dengan “ciphertext”.

Dikutip dari Dropbox, pikirkan berapa banyak informasi penting yang disimpan pada file, folder, dan perangkat milik perusahaan Anda. Sekarang bayangkan apa yang akan terjadi bila informasi tersebut jatuh ke tangan orang yang salah. Mulai data pribadi tentang karyawan (misalnya alamat, nomor jaminan sosial, kode pajak, dll.) hingga detail tentang keuangan dan nomor rekening bank perusahaan, kemungkinan besar Anda memiliki banyak data yang harus dibatasi penggunaannya oleh orang-orang yang berwenang. Enkripsi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi data rahasia bisnis Anda dari ancaman keamanan cyber.

Juga perlu dicatat bahwa enkripsi memainkan peran yang signifikan dalam memastikan keamanan penjelajahan internet Anda. Banyak situs web menggunakan Secure Sockets Layer (SSL) yang mengenkripsi data yang dikirim ke dan dari situs web, yang menghentikan peretas dari mencegat dan mengakses data. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Transport Layer Security (TLS) telah menggantikan SSL sebagai protokol enkripsi standar untuk mengautentikasi server asal situs web dan menjaga keamanan permintaan dan respons HTTP.

Sekedar diketahui, Matthew Rosenfeld atau dikenal sebagai Moxie Marlinspike, adalah seorang pengusaha Amerika, kriptografer, dan peneliti keamanan komputer. Ia merupakan pencipta Signal, salah satu pendiri Signal Foundation, dan menjabat sebagai CEO Signal Messenger LLC. Dia juga salah satu penulis enkripsi Signal Protocol yang digunakan oleh Signal, WhatsApp,  Facebook Messenger dan Skype.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X