Facebook Semakin Tertekan saat Pelapor Baru Terkait Aktivitas Ilegal Muncul ke Publik

- Minggu, 24 Oktober 2021 | 12:11 WIB
Ilustrasi logo Facebook. (Pexels/Pixabay)
Ilustrasi logo Facebook. (Pexels/Pixabay)

Facebook semakin tertekan, setelah pada hari Jum'at (22/10/2021) seorang pelapor baru menuduh perusahaan itu secara sadar menjadi tuan rumah pidato kebencian dan aktivitas ilegal.

Dokumen yang bocor juga menjelaskan Facebook gagal mengindahkan kekhawatiran internal atas kesalahan informasi pemilu.

Dilansir Guardian, berbicara kepada Washington Post , pelapor baru merinci bagaimana pejabat Facebook sering menolak untuk menegakkan aturan keselamatan karena takut membuat marah Donald Trump dan sekutunya atau mengimbangi pertumbuhan besar perusahaan.

Dalam satu dugaan insiden, Tucker Bounds, seorang pejabat komunikasi Facebook, menepis kekhawatiran tentang peran platform tersebut dalam manipulasi pemilu 2016.

Baca juga: Ganti Nama Takkan Buat Facebook Bebas dari Masalah

Sementara itu, mantan manajer produk Facebook, Frances Haugen  mengatakan perusahaan berulang kali memprioritaskan keuntungan daripada keselamatan publik.

Kesaksian Haugen yang memberatkan baru-baru ini di hadapan Kongres AS, dan kesaksian yang akan datang di hadapan parlemen Inggris, telah mendorong krisis PR besar untuk jaringan sosial, yang dikatakan sedang mempersiapkan rencana untuk mengubah citra.

Klaim pelapor datang pada hari yang sama ketika outlet berita, termasuk New York Times, Washington Post dan NBC menerbitkan laporan berdasarkan dokumen internal yang dibagikan oleh Haugen.

Dokumen-dokumen tersebut menunjukkan bahwa karyawan Facebook menandai kekhawatiran sebelum dan sesudah pemilihan, ketika Donald Trump mencoba untuk secara keliru membatalkan kemenangan Joe Biden.

Dokumen internal juga menunjukkan peneliti Facebook telah menemukan alat rekomendasi platform berulang kali mendorong pengguna ke kelompok ekstremis, mendorong peringatan internal yang diabaikan beberapa manajer dan eksekutif, laporan NBC News.

Laporan tersebut muncul saat Facebook menghadapi tekanan dari anggota parlemen di berbagai bidang, termasuk undang-undang yang tertunda dari Kongres, gugatan yang diajukan oleh jaksa agung AS, dan gugatan Komisi Perdagangan Federal yang diajukan oleh ketua baru badan tersebut, Lina Khan.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

Samsung Galaxy A54 vs A55, Mana Lebih Canggih?

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:30 WIB

Xiaomi Pad 5 Mulai Kebagian Update HyperOS

Minggu, 24 Maret 2024 | 13:30 WIB
X