AIKO, Aplikasi Buat Identifikasi Kayu Indonesia 

- Sabtu, 14 September 2019 | 18:06 WIB
Tampilan aplikasi AIKO (KLHK)
Tampilan aplikasi AIKO (KLHK)

Aplikasi sistem identifikasi kayu otomatis yang dikembangkan sejak 2011, kini semakin aplikatif. Adanya aplikasi ini, membuat identifikasi kayu manual di laboratorium, memerlukan waktu 1-2 minggu dipangkas hingga hitungan detik. 

Alat Identifikasi Kayu Otomatis-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (AIKO-KLHK), sudah bisa diunduh publik di Google Play Store.  Inovasi ini diklaim telah mengalami perkembangan pesat dari versi pendahulunya, AIKO-2018 dan WoodID-2017.

Aplikasi yang dikembangkan Pusat Penelitian Informatika LIPI dengan mekanisme pendanaan dari Insinas Kemenristekdikti. tidak terbatas aplikasi Android untuk identifikasi kayu secara online melainkan juga offline. 

Manajemen formasi berbasis website dan Android pun telah melengkapi versi terbaru yang memungkinkan rekaman data pengguna AIKO-KLHK menjadi proses pendataan dan pemetaan jenis-jenis kayu di Indonesia yang dapat menjadi informasi yang sangat berguna. 

Kemampuan identifikasinya dikliam meningkat hingga 823 jenis kayu perdagangan Indonesia, jauh melebihi AIKO-2018 yang kemampuan identifikasinya hanya sampai 144 jenis.

Selain identifikasi jenis, AIKO-KLHK mampu membedakan asal lokasi geografis berdasarkan kedekatan image dengan jenis kayu dari lokasi tertentu. 

Selain itu, ada informasi status konservasi (CITES, IUCN dan SK Men-LHK) pun dapat diketahui, dan memungkinkan untuk diintegrasikan dengan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan (SIPUHH) online. 

Aplikasi ini juga diklaim memiliki fasilitas pencarian pada menu ‘Pustaka’ yang memungkinkan penelusuran informasi suatu jenis kayu dilengkapi foto makroskopis yang tersimpan. Kemampuan-kemampuan tersebut, tidak dapat ditemui pada versi sebelumnya. 

Basis data AIKO-KLHK dikembangkan dari koleksi kayu autentik Xylarium Bogoriense, perpustakaan kayu terbesar di dunia yang dibangun dan dikelola oleh P3HH-BLI sejak satu abad lalu. 

Koleksi saat ini, sudah mencapai lebih dari 193 ribu spesimen terdiri atas 110 suku, 675 marga, dan 3.667 jenis kayu otentik, yang dikumpulkan dari seluruh wilayah Indonesia sejak tahun 1915. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. 

Xylarium Bogoriense 1915 telah terdaftar dalam Indeks Xylariorum, Institutional Wood Collection pada tahun 1957 dengan kode BZFw dan telah terdaftar dalam Indeks Herbarorium Indonesianum pada tahun 2006. 

Identifikasi kayu merupakan proses penentuan suatu jenis kayu berdasarkan ciri struktur anatomi kayu yang dimilikinya. Setiap jenis kayu memiliki karakteristik yang unik sehingga perlu metode identifikasi yang akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan jenis kayu. 

"AIKO-KLHK akan terus dikembangkan, baik jenis kayu, kemutakhiran sistem, maupun informasi lain yang disajikan,” ujar Kepala Puslitbang Hasil Hutan (P3HH) pada Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK Dwi Sudharto. 
 

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X