TikTok Hingga Facebook Blokir Tagar yang Sebarkan Teori Konspirasi Pemilu AS

- Sabtu, 7 November 2020 | 17:56 WIB
Ilustrasi facebook. (Photo/Ilustrasi/Pexels)
Ilustrasi facebook. (Photo/Ilustrasi/Pexels)

Facebook hingga TikTok belakangan ini melakukan pemblokiran tagar yang digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan teori konspirasi tentang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan laporan yang dilansir dari The Verge, Sabtu (7/11/2020), tagar itu menerangkan terkait klaim yang tidak mendasar bahwa Demokrat mencoba memanipulasi pemilu untuk mengalahkan Presiden Trump.

Sementara untuk di Facebook, tagar yang diblokir termasuk #stopthesteal, yang telah digunakan secara luas untuk membuat klaim manipulasi pemilu yang tidak berdasar oleh Demokrat, dan #sharpiegate, yang secara keliru menuduh bahwa penggunaan penanda Sharpie menyebabkan suara Trump tidak terhitung di Arizona.

Baca juga: Apple Rilis 117 Emoji Baru di iOS 14.2, Mulai dari Ninja Sampai Sikat Gigi!

Sedangkan untuk TikTok, pihaknya telah memblokir #sharpiegate, #stopthesteal, dan istilah yang lebih umum #riggedelection. Meskipun Twitter tampaknya tidak memblokir tagar teori konspirasi pemilu apa pun, perusahaan media sosial tersebut telah menambahkan label peringatan ke beberapa cuitan, yang menyebutkan bahwa cuitan itu kemungkinan berisi informasi yang tidak akurat.

Cuitan lainnya ditandai dengan pesan yang mendorong pembaca untuk mempelajari lebih lanjut tentang upaya keamanan pemilu. Moderasi tagar yang berfokus pada teori konspirasi ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh platform media sosial pekan ini untuk dengan cepat menghapus informasi yang salah seputar pemilu.

Baca juga: OPPO Daftarkan Paten Smartphone Lipat dengan Bentuk yang Cukup Aneh

Twitter secara agresif memberi label pada cuitan Trump yang membuat klaim yang tidak berdasar atau salah tentang bagaimana total pemilihan dihitung.

Facebook telah menambahkan label serupa, dan telah memblokir grup berisi 300.000 orang bernama "Stop the Steal." Facebook juga mengatakan "melihat seruan yang mengkhawatirkan untuk melakukan kekerasan dari anggota grup tersebut."

TikTok mengatakan pemblokiran pada tagar tersebut adalah bagian dari "moderasi normal dan pendekatan terhadap informasi yang salah, perkataan yang mendorong kebencian, dan konten lain yang melanggar pedoman kami."

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X