Kursi Penghilang Stres Karya Mahasiswa UMM Raih Perak di Inovasi ASEAN

- Senin, 17 Februari 2020 | 17:12 WIB
Kursi terapi penghilang stres karya mahasiswa UMM yang meraih medali perak di ajang ASEAN Innovation Science and Entrepreneur Fair 2020 yang dilangsungkan di Surabaya, 14-16 Februari 2020 (ANTARA/HO/UMM/End)
Kursi terapi penghilang stres karya mahasiswa UMM yang meraih medali perak di ajang ASEAN Innovation Science and Entrepreneur Fair 2020 yang dilangsungkan di Surabaya, 14-16 Februari 2020 (ANTARA/HO/UMM/End)

Kursi terapi penghilang stres karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih medali perak di ajang ASEAN Innovation Science and Entrepreneur Fair 2020 yang dilangsungkan di Surabaya, 14-16 Februari 2020.

Inovasi yang meraih medali perak ini bertajuk 'Terapi Penghilang Stres dengan Kursi Musik Alami'. Teknologi berbasis kewirausahaan ini merupakan rancangan dari Dicky Marcellino Akbar, Ardi BC, Kholil Maharno, Hadi Purnomo, dan Revaldo Yuanda.

"Kursi ini menggunakan audio dan arduino (sebuah platform komputasi) serta sensor jarak sebagai pendeteksi ketika pengguna duduk, untuk kemudian secara otomatis kursi akan memainkan musiknya," kata Dicky Marcellino, salah satu anggota tim di Malang, Jawa Timur, Senin (17/2/2020) seperti mengutip Antara.

Sementara di pusat tertentu pada kursi, yang digunakan getaran dengan modul getar dan arduino, kata Marcellino, sebagai terapi.

Menurut dia, tingginya beban pekerjaan memicu terjadinya gejala stres. Tingkat stres seseorang dapat dipicu oleh beragam faktor, mulai dari tingkat pendapatan, beban pekerjaan maupun masalah-masalah lain yang tidak pernah terbayangkan.

Stres, kata dia, juga mampu menyebabkan beberapa masalah pada tubuh yang sebenarnya sepele, tapi cukup mengganggu.

"Stres berlebihan bisa menyebabkan depresi, bahkan gangguan kejiwaan," ucapnya.

Ketika seseorang merasakan stres, lanjutnya, tubuh membacanya sebagai sebuah serangan atau ancaman. Seseorang melindungi diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon stres, seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin.

"Peningkatan hormon pada tubuh penyebab stres ini membuat jantung menjadi berdetak kencang, karena denyut jantung yang semakin meningkat, napas jadi lebih cepat dan singkat, otot-otot menegang, tekanan darah naik, mudah cemas, sulit tidur, hingga sulit berpikir jernih," paparnya.

Hipotesis kelompok ini menyatakan, antara intensitas mendengarkan musik dan stres seseorang menggunakan metode uji Kendall’s disimpulkan, bahwa mendengarkan musik dapat menurunkan stres.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X