Angkatan Laut AS mengakui menyimpan banyak video dari benda terbang tak dikenal atau UFO atau fenomena udara tak dikenal (UAP). Meski demikian mereka tidak akan merilis rekaman itu ke publik karena akan membahayakan keamanan nasional.
Pengakuan itu datang sebagai tanggapan atas permintaan Freedom of Information Act (FOIA) yang diajukan oleh situs transparansi pemerintah The Black Vault.
Sebelumnya The Black Vault telah membagikan ribuan halaman dokumen terkait UFO yang diterima melalui permintaan FOIA kepada CIA dan lembaga pemerintah lainnya.
Baca Juga: Presiden Dua Periode Disebut Boleh Jadi Cawapres, PDIP: Kalau Jokowi Mau, Bisa!
Black Vault mengajukan permintaan FOIA ke Angkatan Laut AS pada April 2020. Salah satu video yang oleh pilot Angkatan Laut AS menunjukkan pesawat berteknologi tinggi bergerak dengan cara yang tidak biasa.
That NYT UFO story didn't get nearly enough coverage. I am reposting here along with that amazing video footage — https://t.co/gJvYfVDmvt pic.twitter.com/mdqLv5LSyF
— Jon Levine (@LevineJonathan) December 18, 2017
Kelompok itu kemudian meminta kepada Angkatan AL AS untuk memberikan video UFO lainnya.
Lebih dari dua tahun kemudian, pemerintah AS menanggapinya dengan surat yang mengkonfirmasi bahwa ada video UAP lainnya, namun mereka menolak permintaan untuk menyerahkannya karena kemungkiman ada masalah keamanan nasional.
“Rilis informasi ini akan membahayakan keamanan nasional karena dapat memberikan informasi berharga kepada musuh mengenai operasi, kerentanan, dan/atau kemampuan Departemen Pertahanan/Angkatan Laut,” kata Gregory Cason, wakil direktur kantor FOIA Angkatan Laut, menulis dalam sebuah surat tanggapan, dikutip dari Science Alert, Rabu (14/9/2022).
"Tidak ada bagian dari video yang dapat dipisahkan untuk dirilis," tambahnya.
Cason menambahkan bahwa Angkatan Laut dapat mendeklasifikasi tiga video UAP yang dirilis pada April 2020, setelah video tersebut bocor ke media dan telah dibahas secara luas di domain publik.
