Elon Musk Resmi Beli Twitter Rp665 Triliun, Alasannya Bukan Uang tapi Bantu Umat Manusia

- Jumat, 28 Oktober 2022 | 09:25 WIB
Elon Musk resmi jadi pemilik Twitter. (REUTERS/Hannibal Hanschke)
Elon Musk resmi jadi pemilik Twitter. (REUTERS/Hannibal Hanschke)

Orang terkaya di dunia versi daftar Forbes, Elon Musk resmi membeli platform media sosial Twitter, setelah merampungkan pembelian pada Jumat (28/10/2022).

Bos Tesla dan SpaceX itu mengambil alih Twitter Inc dengan harga yang telah disepakati, yakni USD44 miliar atau setara Rp685 triliun.

Mengutip Reuters, Musk langsung memecat Chief Executive Officer (CEO) Twitter Parag Agrawal dan Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal setelah kesepakatan berakhir.

Baca Juga: Meski Kehilangan Rp1.500 Triliun, Elon Musk Tetap Jadi Manusia Terkaya di Dunia

Namun, Twitter belum memberikan komentar atas pemecatan tersebut.

Musk kemudian menulis surat yang ditujukan kepada pengiklan alasan dia membeli Twitter. Surat tersebut diunggahnya ke akun Twitter miliknya.

 “Alasan saya mengakuisisi Twitter adalah karena penting bagi masa depan peradaban untuk memiliki kota digital yang sama, di mana berbagai keyakinan dapat diperdebatkan dengan cara yang sehat, tanpa menggunakan kekerasan,” tulis sang maestro teknologi tersebut.

Musk mengklaim dia membeli Twitter bukan untuk menghasilkan lebih banyak uang tetapi untuk mencoba membantu umat manusia dia cintai.

“Twitter jelas tidak bisa menjadi neraka yang bebas untuk semua, di mana apa pun dapat disampaikan tanpa konsekuensi!” tulis Musk. 

“Pada dasarnya, Twitter bercita-cita menjadi platform periklanan paling dihormati di dunia yang memperkuat merek Anda dan mengembangkan perusahaan Anda,” tambahnya.

Berikut surat lengkap Elon Musk untuk pengiklan:

“Saya ingin menjangkau secara pribadi untuk membagikan motivasi saya dalam mengakuisisi Twitter. Ada banyak spekulasi tentang mengapa saya membeli Twitter dan apa yang saya pikirkan tentang periklanan. Sebagian besar telah salah.

Alasan saya memperoleh Twitter adalah karena penting bagi masa depan peradaban untuk memiliki digital yang sama, di mana berbagai keyakinan dapat diperdebatkan dengan cara yang sehat, tanpa menggunakan kekerasan. Saat ini ada bahaya besar bahwa media sosial akan terpecah menjadi ruang sayap kanan dan sayap kiri jauh yang menghasilkan lebih banyak kebencian dan memecah-belah masyarakat kita.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X