Apple menjadi salah satu perusahaan teknologi yang sedang menjadi bahan perbincangan yang hangat disejumlah media sosial. Pasalnya, VP of Worldwide Marketing Apple, Greg Joswiak secara terang-terangan menyindir proyek metaverse buatan Mark Zuckerberg.
Sindiran mautnya itu ia lontarkan ketika diwawancarai oleh jurnalis Joanna Stern, melalui acara WSJ Tech Live. Awalnya, Stern bertanya kepada Greg Joswiak tentang headset masa depan buatan Apple, namun ia tidak menjawab pertanyaan tersebut.
Baca Juga: 3 Minggu Pulang ke Bumi, Astronot Rusia Tabrak Pejalan Kaki dengan Mobil
Namun ketika Joswiak diminta untuk melengkapi kalimat “Metaverse adalah …” – Joswiak dengan cepat menjawab “… sebuah kata yang tidak akan pernah saya gunakan...”
Sontak, jawabannya itupun menuai banyak perhatian dari para netizen yang menonton acara tersebut.
Bukan cuma itu saja guys! Jawaban Joswiak kepada Stern tentang metaverse juga diklaim seolah-olah menyindir Facebook, karena perusahaan tersebut mengubah namanya untuk mempromosikan apa yang disebutnya sebagai metaverse, demikian dilansir Indozone dari 9to5Mac, Kamis (27/10/2022).
Sebelumnya, CEO Apple Tim Cook juga pernah memberikan tanggapannya terkait metaverse. Ia menyebut jika masih banyak orang yang belum tau tentang apa itu metaverse.
"Menurut saya sangat penting bagi orang untuk mengetahui sesuai. Dan saya tak yakin kalau kebanyakan orang bisa mendefinisikan metaverse," ujar Tim Cook, dilansir dari The Verge, Kamis (27/10/2022).
Lebih lanjut, pria kelahiran 1 November 1960 itu merasa bahwa setiap orang tidak akan mau menghabiskan waktunya dengan menggunakan VR untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Baca Juga: Kelakuan Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia Memang Beda, Masuk Markas Twitter Bawa Wastafel
"(VR) adalah sesuatu di mana kamu benar-benar bisa membenamkan diri. Dan bisa dipakai untuk hal bagus. Namun saya pikir kamu tak mau menghabiskan hidupmu dengan cara itu. VR dibuat untuk jangka waktu tertentu, bukan sebagai cara berkomunikasi," tambahnya.
Diketahui, Apple merupakan perusahaan yang belum memiliki rencana apapun terkait metaverse, istilah yang biasanya digunakan untuk menggambarkan platform realitas virtual (VR) di mana orang dapat berinteraksi, bekerja, berbelanja, hingga bermain game menggunakan teknologi imersif seperti headset.
