Dampak Virus Corona, Indonesia Lebih Cepat Masuk ke Era Cyber Physical System

- Senin, 6 April 2020 | 20:25 WIB
Ilustrasi seorang progammer sedang bekerja. (Unsplash/Jefferson Santos)
Ilustrasi seorang progammer sedang bekerja. (Unsplash/Jefferson Santos)

Indonesia disebut akan lebih cepat masuk ke era Cyber Physical System setelah pada masa tanggap darurat penanganan virus corona (Covid-19) ini, masyarakat mulai terbiasa melakukan pekerjaan secara digital, dan mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi terkini, untuk menunjang pekerjaan mereka. 

Komisaris Independen PT Telkom Indonesia, Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan, Cyber Physical System sendiri maksudnya adalah interaksi-interaksi fisik akan banyak berkurang, dan digantikan interaksi secara siber atau digital. Hal ini, kata dia, mencerminkan revolusi industri 4.0 sudah mulai berjalan di Indonesia. 

"Artinya, jangan-jangan memang skenario Tuhan, adanya virus corona ini akan mempercepat Indonesia masuk kedalam dunia yang namanya Cyber Physical System ini. Jika sekarang pekerjaan low skill hingga high skill itu dikerjakan manusia, contohnya engineer pada high skill, maka nantinya di era revolusi industri 4.0, yang low skill ini nanti akan digantikan robot-robot," ujar Marsudi dalam seminar berbasis networking (webinar) bertema Work From Home 'Interaksi Digital Di Masa Covid-19' yang diadakan oleh Institute of Social Economic Digital (ISED), Senin (6/4/2020).

Menurut Marsudi, jika di Indonesia baru populer mengenai sistem pemesanan barang atau pengiriman menggunakan teknologi aplikasi seperti Gosend dan lainnya, maka sebenarnya di luar negeri, sudah setingkat lebih maju dari Indonesia. 

"Di beberapa negara, bahkan Amazone (aplikasi marketplace) itu bahkan sudah menggunakan Stone untuk pengiriman oesanan-pesanan dari Amazone. Jadi bisa saja para driver Gojek yang ngantar-ngantar barang itu menjadi pengemudi drone. Itulah era Cyber Physical System," jelas Marsudi. 

Di era 4.0, lanjut Marsudi, tenaga kerja low skill hingga middle skill nantinya akan diganti dengan robot-robot. Adapun manusia nantinya hanya akan berada pada middle skill yang puncak dan berada pada sisi High Skill labour saja. 

"Artinya manusia nantinya akan berada pada khittah ketika manusia diciptakan. Yaitu bukan sebagai mesin, namun sebagai pencipta atau inovator," tuturnya. 

Marsudi menyadari, akan terjadi pergeseran yang luar biasa ketika era revolusi industri 4.0 sudah terjadi. Maka itu, hal terpenting yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan peningkatan skill, termasuk juga membangun sarana dan prasarana untuk penunjang teknologi tersebut. 

"Menurut saya, apa yang sudah kita mulai saat ini, work from home, yang terpaksa dilakukan karena virus, maka kedepan saya rasa akan berlanjut kepada work from anywhere. Inilah memang kedepan dunia kita seperti itu, maka ini harus difasilitasi dengan teknologi, connectivity, services dan platform," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X