Di akhir tahun 2022, raksasa teknologi ByteDance selaku pemilik aplikasi populer TikTok, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada karyawannya dari berbagai departemen.
Pemberhentian karyawan itu dilakukan atas dasar pengoptimalan bisnis di sektor teknologi China, dan langkah untuk memecat karyawan yang memiliki kinerja buruk.
Baca Juga: Amazon bakal PHK 18.000 Karyawan, Surat Cinta dari HRD Dikirim Mulai 18 Januari 2023
PHK itu berdampak pada karyawan Douyin (aplikasi TikTok versi China) dengan 600 juta pengguna aktif harian, divisi game dan real estate-nya, kata sumber yang menolak memberitahu namanya kepada media.
Menurut laporan media China Jiemian, PHK juga terjadi di perusahaan Feishu, yang merupakan layanan kolaborasi ByteDance disebut Lark. Pemangkasan itu termasuk yang paling buruk dikarenakan memangkas sekitar 10 persen karyawan.
Baca Juga: Teknologi MagSafe iPhone Bakal Dapat Digunakan di HP Android
Mengutip South China Morning Post, Kamis (5/1/2023), karyawan ByteDance yang terdampak PHK nantinya akan mendapat kompensasi berdasarkan jumlah tahunan kerja ditambah satu bulan gaji kerja.
PHK ByteDance terjadi, setelah CEO Liang Rubo mengatakan bahwa perusahaan perlu untuk menjadi bugar dan membentuk otot, yang berarti mengurangi jumlah karyawan dan menggantinya dengan yang lebih mahir.
Penulis: Mufti Muhammad Budiman
Artikel Menarik Lainnya:
-
Twitter Kembangkan Fitur Baru, Pengguna Bisa Filter Pencarian Sesuai Tanggal hingga Tagar
-
Archelis: Kursi Exoskeleton yang Dapat Menopang Tubuh, Bisa Dipakai untuk Medis dan Pabrik
-
Microsoft Siap Kembangkan Kemampuan Bing untuk Integrasikan ChatGPT