Kiat Pakar Keamanan Siber untuk Meningkatkan Keamanan Bekerja Secara Remote

- Selasa, 6 Juni 2023 | 14:14 WIB
Ilustrasi kejahatan siber. (Freepik)
Ilustrasi kejahatan siber. (Freepik)

Popularitas bekerja secara remote semakin meningkat akibat pandemi COVID-19. Kini setelah aturan pembatasan sosial telah dicabut, banyak karyawan yang kembali bekerja di kantor. Namun, riset menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan masih lebih memilih opsi kerja hybrid, dengan laporan IDC yang menyatakan bahwa sekitar 56% karyawan di wilayah Asia Pasifik menginginkan pekerjaan yang fleksibel dengan opsi untuk bekerja secara hybrid–di kantor dan secara remote di mana saja, pasca pandemi. 

Sementara itu, survei terbaru dari  Badan Kepegawaian Nasional (BKN) di Indonesia menemukan bahwa terdapat lebih dari 95% pegawai negeri sipil (PNS) yang menanggapi dengan baik kebijakan kerja hybrid.

Pembicaraan seputar menerapkan kembali model kerja hybrid, terutama untuk para pegawai negeri, telah menjadi fokus dalam beberapa bulan terakhir. Terlepas dari manfaatnya, bekerja secara hybrid tak luput dari ancaman keamanan siber yang berisiko bagi banyak organisasi. Keamanan siber dalam lingkup hybrid di Indonesia semakin kompleks dengan 17.000 pulau dan banyaknya lembaga pemerintahan yang tersebar di seluruh nusantara.

Baca Juga: Kemenkominfo Pasang Badan Antisipasi Ancaman Kejahatan Siber saat Ramadan

"Selama beberapa tahun terakhir kami telah mengamati bagaimana pelaku ancaman tidak akan berhenti untuk mengeksploitasi kerentanan keamanan organisasi, sehingga mendorong terjadinya pelanggaran data, ransomware, dan serangan lainnya. Penerapan remote working atau bekerja di mana saja menempatkan karyawan di posisi yang lebih rentan terhadap serangan siber akibat jaringan dan perangkat yang tidak aman. Tanpa adanya tindakan pengamanan yang tepat, organisasi akan semakin rentan terhadap potensi aktivitas berbahaya. Organisasi perlu mengubah strategi keamanan siber mereka agar dapat lebih cekatan dan dapat diskalakan, untuk mengimbangi ancaman siber di luar sistem keamanan di kantor," kata Steven Scheurmann, Regional Vice President, ASEAN di Palo Alto Networks.

Dalam mengembangkan dan menerapkan solusi akses jarak jauh yang aman, organisasi dapat memilih berbagai solusi akses jarak jauh yang aman dan sesuai dengan ukuran  perusahaan, budaya perusahaan, serta jumlah karyawan yang bekerja di kantor dibandingkan karyawan yang bekerja secara jarak jauh. 

Berikut ini beberapa langkah akses aman bekerja secara jarak jauh yang umum digunakan untuk meningkatkan keamanan kerja remote di bawah ini:

1. Jaringan Pribadi Virtual (VPN)

Koneksi VPN merupakan metode akses jarak jauh yang lebih dulu dikembangkan dan populer pada zamannya, yang membantu memastikan perangkat terkoneksi dengan aman dan terenkripsi selama menjelajahi internet. VPN menjadi jalur jaringan yang aman antara pengguna dan aplikasi, baik yang berada di pusat data pribadi maupun di jaringan publik.

-
Jaringan Pribadi Virtual (VPN). (dok. Istimewa)

VPN dirancang untuk memberikan akses lengkap ke LAN, menawarkan tunnel yang terenkripsi dan privatuntuk para karyawan yang bekerja secara jarak jauh agar tetap dapat terhubung dengan jaringan perusahaan.

2. Zero Trust Network Access (ZTNA) 2.0

Teknologi Zero Trust Network Access (ZTNA) memberikan akses jarak jauh yang aman ke aplikasi dan layanan berdasarkan kebijakan kontrol akses yang ditentukan. Keamanan akses jarak jauh melalui ZTNA menolak akses jaringan semua pengguna dan menawarkan pemeriksaan berkelanjutan pada pengguna ketika mereka terhubung dengan aplikasi, sehingga memperbaiki pendekatan "setelah diverifikasi, siapapun bisa masuk" yang dimiliki oleh jaringan VPN. 

-
Zero Trust Network Access (ZTNA) 2.0

Sebagai gantinya, administrator jaringan akan mengelola izin yang akan diberikan ke pengguna sehingga mereka hanya dapat mengakses aplikasi dan layanan yang telah diidentifikasi sebagai kebutuhan pengguna untuk melakukan pekerjaannya. Pembaruan yang dimiliki fitur Zero Trust Network Access 2.0 mengatasi keterbatasan solusi ZTNA lama dengan menyediakan koneksi yang aman untuk memberikan hasil keamanan yang lebih baik bagi bisnis yang menggunakan model kerja hybrid.

3. Secure Access Service Edge (SASE)

Secure Access Service Edge (SASE) merupakan pendekatan terbaru yang menggantikan perpaduan antara jaringan VPN dan point products dengan kombinasi jaringan dan keamanan jaringan yang disalurkan sebagai layanan dari cloud. SASE menggunakan langkah-langkah akses jarak jauh yang aman untuk meningkatkan keamanan kerja remote dengan mengintegrasikan jaringan area luas (WAN) dan layanan keamanan jaringan ke dalam model tunggal yang komprehensif.

-
Secure Access Service Edge (SASE)

Model SASE untuk bekerja secara remote yang aman memungkinkan bisnis untuk melakukan transisi dari perimeter dan pendekatan keamanan jaringan berbasis perangkat keras menuju pendekatan yang menawarkan akses remote yang aman ke aplikasi, data, dan alat perusahaan untuk para karyawan yang bekerja dari mana saja—baik dari rumah mereka, kantor cabang, atau kantor pusat perusahaan.

Baca Juga: 5 Kejahatan Siber saat Piala Dunia 2022, Mulai dari Tiket Palsu hingga Merchandise

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X