Ini Kerugian Pengguna Apabila Data TikTok Benar Dicuri

- Sabtu, 4 Juli 2020 | 09:50 WIB
Ilustrasi aplikasi TikTok. (PCMag).
Ilustrasi aplikasi TikTok. (PCMag).

TikTok merupakan salah satu media sosial yang banyak digandrungi oleh netizen pada saat ini. Kendati demikian, muncul seruan untuk tidak lagi menggunakan aplikasi dari Tiongkok tersebut. Hal ini berkaitan dengan isu keamanan data pengguna.

 Ada beberapa pihak yang menuding adanya kerentanan di aplikasi TikTok terkait pencurian data pengguna yang mungkin disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Melalui keterangan resminya, TikTok telah menyangkal tudingan tersebut. Chief Information Security Officer TikTok Roland Cloutier mengatakan, pihaknya melindungi privasi pengguna dan memberikan transparansi pada upaya keamanan secara keseluruhan.

Di sisi lain, pengamat IT dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengungkapkan, secara umum pencurian maupun modifikasi data bisa terjadi dimana saja. Andaikata memang terjadi pencurian data di TikTok, maka data-data penting lain di smartphone pengguna otomatis bisa ikut diambil. Tentunya hal itu bisa merugikan pengguna.

“Kerugian yang terjadi jika benar data pengguna TikTok diambil ialah penyalahgunaan data bahkan dijual di darkweb yang banyak terjadi akhir-akhir ini. Data bisa digunakan untuk apa saja, mulai dari profiling pengguna, memetakan demografi dengan tujuan khusus, hingga yang lebih ekstrem mengambil username dan password akun apapun yang ada di smartphone,” kata Pratama kepada Indozone saat dihubungi Indozone melalui pesan singkat, Jumat (3/7/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan, data yang diambil dalam jumlah besar tanpa izin dan tidak ada dalam privacy policy sangat merugikan pengguna TikTok karena haknya dilanggar. Kerugian materi mungkin tidak langsung dirasakan oleh pengguna. Namun dari sisi strategis skala besar, bila memang benar pencurian data dilakukan, ini sangat berbahaya bagi keamanan negara. Terlebih belakangan ini di awal krisis Covid-19 para pejabat bermain TikTok.

“Bayangkan bila benar ada pencurian data, itu artinya ada data pejabat tinggi negara yang turut diambil. Sekarang tinggal TikTok membuktikan sebaliknya, bahwa berbagai tuduhan tidak benar. Meski menyangkal, pembuktian harus diberikan,” kata Pratama.

Selain itu, pencurian data secara kolektif merugikan negara dan masyarakat global. Kerugian materi akan langsung terasa bila ada akun media sosial dan perbankan yang terdampak seperti diretas.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X