Saking Kesalnya Karena Selalu Bikin Ulah, Elon Musk Sampai Mau Tinju Kanye West!

- Rabu, 7 Desember 2022 | 00:02 WIB
Ilustrasi Elon Musk. (REUTERS/Hannibal Hanschke)
Ilustrasi Elon Musk. (REUTERS/Hannibal Hanschke)

CEO Twitter Elon Musk, baru-baru ini mengungkapkan kekesalannya terhadap Kanye West, usai membuat postingan yang kontroversial, beberapa waktu lalu. Saking kesalnya, ia pun mengaku sampai ingin meninju rapper asal Amerika Serikat itu.

Namun, ia mengurungkan niatnya itu karena dianggap menghasut untuk melakukan kekerasan dan terkesan 'tidak keren'.

Baca Juga: Dikritik Banyak Pihak, Elon Musk Justru Dipuji Bos Meta dan Netflix

“Saya pribadi ingin meninju Kanye, jadi itu pasti menghasut saya untuk melakukan kekerasan. Itu tidak keren,” kata Musk saat sesi tanya jawab di Twitter Spaces, mengutip dari New York Post.

Musk mengomentari penangguhan West sebagai tanggapan atas pertanyaan dari seorang peserta, yang menanyakan bagaimana Twitter akan menyeimbangkan "kebebasan berekspresi" di platform dengan praktik moderasi konten.

-
Ilustrasi Kanye West. (REUTERS/Kevin Lamarque)

Di bawah kepemimpinan miliarder itu, Twitter secara khusus mencabut penangguhan pada ribuan akun, termasuk akun mantan Presiden Donald Trump.

Lebih lanjut, salah satu orang terkaya di dunia itu pun menguraikan alasan dia memutuskan untuk menangguhkan akun Ye, setelah sebelumnya sempat mengaktifkan kembali akun miliknya.

“Itu keputusan saya, karena pada titik tertentu, Anda harus mengatakan, apa itu hasutan untuk melakukan kekerasan? Karena itu bertentangan dengan hukum di AS. Anda tidak bisa hanya membentuk klub 'ayo bunuh seseorang'," jelas Musk.

“Saya pikir memposting swastika dengan cara yang jelas bukan cara yang baik, adalah hasutan untuk melakukan kekerasan,” tambahnya.

-
Ilustrasi Elon Musk. (REUTERS/Mike Blake)

Baca Juga: Presiden Zelensky Undang Elon Musk ke Ukraina, Mau Ngapain Nih?

Kesepakatan antara Kanye West dalam mengakuisisi media sosial Parler juga diketahui menemui jalan buntu. Platform media sosial itu mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan kepada NPR, bahwa mereka telah mengakhiri kesepakatan sebelumnya untuk menjual situs tersebut kepada Ye.

"Keputusan ini dibuat untuk kepentingan kedua belah pihak pada pertengahan November. Parler akan terus mengejar peluang masa depan untuk pertumbuhan dan evolusi platform untuk komunitas kami yang dinamis," menurut juru bicara perusahaan induk jaringan, Parlement Technologies.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X