Prancis Menggangap Facebook Tak Seharusnya Membeli Whatsapp

- Sabtu, 18 Januari 2020 | 22:26 WIB
Ilustrasi Facebook. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)
Ilustrasi Facebook. (photo/Ilustrasi/Pexels/Pixabay)

Regulator kompetisi dagang Prancis menyatakan bahwa akuisisi Facebook terhadap Whatsapp pada tahun 2014 silam seharusnya tidak pernah terjadi.

Dilansir melalui laman Reuters, pada Sabtu (18/1/2020) Presiden Autorite de la Concurrence, Isabelle de Silvva, memberikan pernyataan bahwa kesepakatan merger tersebut seharusnya tak pernah terjadi.

"Jelas, kesepakatan seperti merger Facebook/WhatsApp seharusnya tidak dibolehkan," kata Isabelle de Silvva.

De Silva melihat terjadi pergeseran praktik saat Facebook membeli WhatsApp senilai US$22 miliar pada 2014 lalu. Hal ini mengakibatkan pengumpulan dan eksploitasi data lebih sering terjadi.

"Ini lah yang menyebabkan pemain seperti Facebook dan Google memiliki nilai," kata de Silva.

"Yang membuat Facebook sukses sekarang bukan hanya mereka membeli WhatsApp dan Instagram, tapi juga agregasi komunitas pengguna melalui penggabungan tiga komunitas yang sebelumnya terpisah," dia melanjutkan.

Namun, de Silva bukan menginginkan Pemerintah AS untuk memecah perusahaan besar tersebut. de Silva hanya menginginkan kontrol lebih terhadap raksasa teknologi yang mencaplok perusahaan-perusahaan rintisan itu.

"Menjadi dominan memang bukan hal yang ilegal. Tapi, menurut saya perlu dipertanyakan, sebuah perusahaan yang dominan bisa membeli semua perusahaan yang masuk ekosistem sehingga lawan tidak bisa masuk," tambahnya.

Di sisi lain, Komisi Eropa berusaha untuk memperketat aturan persaingan globalisasi dan digitalisasi. Presiden Prancis Emmanuel Macron menjadi salah satu yang terdepan yang menginginkan pertinjauan mendalam untuk pajak platform digital tersebut.

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X