Belakangan ini, aplikasi PeduliLindungi menjadi pemberitaan hangat. Pasalnya, Amerika Serikat (AS) menuduh aplikasi PeduliLindungi merugikan masyarakat sebab melanggar HAM (Hak Asasi Manusia) dalam kategori privasi.
Seperti diketahui, PeduliLindungi adalah aplikasi pelacak Covid-19 digital resmi di Indonesia. Aplikasi ini dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN.
Terdapat fitur Check in dan Check out di aplikasi PeduliLindungi saat hendak mengunjungi tempat umum seperti mal, rumah sakit dan tempat umum lainnya.
Dihimpun dari berbagai sumber, sebenarnya, history (riwayat) perjalanan Check in dan Check out di aplikasi tersebut bertujuan untuk mengetahui perjalanan pemilik akun ketika dia terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Amerika Serikat Sebut Aplikasi PeduliLindungi yang Kita Pakai Melanggar HAM
Fitur itu akan memudahkan tracking bagi siapa saja yang kemungkinan berinteraksi dan berisiko tertular jika sang pemilik akun positif Covid-19.
Namun, perlu diketahui, fitur yang berisikan riwayat perjalanan pengguna ini hanya merekam aktivitas selama 2 minggu terakhir.
Adapun untuk mengecek history lokasi check-in melalui PeduliLindungi, meliputi langkah berikut.
Setelah membuka aplikasi PeduliLindungi, pilih Check-in History lewat fitur notifikasi. Posisinya terletak di kanan atas (yang berbentuk bel atau lonceng).
Nantinya, akan muncul daftar history perjalanan si pemilik akun. Akan tetapi, batas waktu riwayat perjalanan itu terbatas, yakni hanya 2 pekan perjalanan.
PeduliLindungi juga hanya akan merekam perjalanan jika pengguna check-in menggunakan fitur QR code.
Sebaliknya, jika bepergian dan tidak check-in scan QR code, aktivitas tersebut tidak tercatat di aplikasi.
