Pelanggar Lalu Lintas di Kolombia Disidang Lewat Metaverse: Kekinian Banget!

- Senin, 27 Februari 2023 | 13:06 WIB
Persidangan di Kolombia menggunakan Metaverse. (REUTERS)
Persidangan di Kolombia menggunakan Metaverse. (REUTERS)

Pengadilan di Kolombia melakukan persidangan pertamanya lewat Metaverse. Ke depannya, mereka akan bereksperimen dengan realitas virtual yang digaungkan oleh Mark Zuckerberg itu.

Persidangan selama dua jam itu melibatkan Pengadilan Administratif Magdalena Kolombia, dengan seorang pelanggar lalu lintas. Sang hakim, Maria Quinones Triana terlihat mengenakan avatar berjubah warna hitam.

Baca Juga: Terancam Tenggelam, Negara Kecil Tuvalu Akan Pindah ke Metaverse

Dengan begini, maka Kolombia menjadi salah satu negara pertama yang melakukan persidangan lewat Metaverse, sebuah virtual reality imersif yang mampu membuat ruang digital menjadi lebih hidup, dan avatarnya bisa dikustomisasi sesuai keinginan pengguna.

Hakim Maria Quinones Triana mengatakan bahwa persidangan lewat Metaverse jauh lebih nyata ketimbang panggilan video. Ia pun menyebut jika persidangan lewat Zoom kurang efektif, karena itu lebih baik mengandalkan Metaverse.

-
Persidangan di Kolombia menggunakan Metaverse. (REUTERS)

Lebih lanjut, ia pun mengaku ingin melakukan hal-hal lain dengan menggunakan Metaverse.

“Ini adalah eksperimen akademis untuk menunjukkan bahwa itu (Metaverse) mungkin bisa dilakukan, tetapi jika semua orang menyetujuinya, (saya) dapat terus melakukan hal-hal lain di Metaverse,” kata Maria.

Persidangan lewat Metaverse memang masih memiliki banyak kekurangan, seperti gerakan kamera yang memusingkan dan beberapa gerakan yang terdistorsi. Namun hal itu bisa teratasi dengan cepat, sehingga persidangan dapat selesai tepat waktu.

-
Persidangan di Kolombia menggunakan Metaverse. (REUTERS)

Baca Juga: Metaverse Flop, Mark Zuckerberg Akan Buat WhatsApp Jadi Ladang Cuan

Juan David Gutierrez, seorang profesor kebijakan publik di Kolombia University of Rosario, mengatakan penggunaan Metaverse dalam proses hukum memiliki jalan panjang dan berliku.

“Anda memerlukan perangkat keras untuk melakukan ini, yang hanya dimiliki sedikit orang. Dan itu menimbulkan pertanyaan tentang aksesibilitas terhadap keadilan dan kesetaraan,” katanya kepada Reuters.

-
Persidangan di Kolombia menggunakan Metaverse. (REUTERS)

Quiones setuju bahwa biaya dan aksesibilitas perlu didiskusikan. Tapi dia menganjurkan Metaverse dalam kasus pelecehan misalnya, dengan peserta dapat berbagi ruang tanpa harus bertemu secara fisik satu sama lain.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X