Dituduh Uni Eropa Bantu Rusia Serang Ukraina, CEO Yandex Mengundurkan Diri

- Senin, 6 Juni 2022 | 11:25 WIB
CEO Yandex, Arkady Volozh. (REUTERS/Maxim Shemetov)
CEO Yandex, Arkady Volozh. (REUTERS/Maxim Shemetov)

CEO Yandex Arkady Volozh telah melepas jabatannya usai mendapat sanksi dari Uni Eropa karena telah membantu Rusia.

Pengunduran diri Volozh ini disampaikan oleh Yandex pada Jumat (3/6/2022) waktu setempat seperti dikutip dari Reuters, Senin, (6/6/2022).

Uni Eropa menjatuhi sanksi terhadap Volozh karena dinilai membantu Rusia menyerang Ukraina secara "material atau finansial".

Baca Juga: Terjual 2,2 Juta Unit, Samsung Galaxy Z Flip3 Jadi Ponsel Lipat Terlaris Tahun Ini

Menanggapi sanksi Uni Eropa, Volozh menyebut tuduhan itu salah alamat. Meski ada sanksi, Volozh menyerahkan pemungutan suara kepada direksi perusahaan.

Perusahaan mesin pencari tersebut menyatakan yakin pengunduran diri Volozh tidak berpengaruh terhadap operasi, keadaan finansial dan hubungan mereka dengan mitra.

"Direksi terus berfungsi secara normal. Yandex memiliki tim manajemen yang kuat, yang mampu membawa perusahaan ini ke tingkat berikutnya dengan dukungan yang kuat dari dewan," kata Yandex.

Volozh mendirikan Yandex pada tahun 1997. Sejak didirikan hingga kini, Yandex menyediakan lebih dari 70 layanan secara total.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Rekomendasi

Terkini

X