Bos Telegram Sebut Facebook & Whatsapp Serang Aplikasi Buatannya dengan Hoaks

- Minggu, 17 Januari 2021 | 09:38 WIB
Whatsapp dituding lancarkan hoax soal telegram. (photo/Ilustrasi/REUTERS/Dado Ruvic)
Whatsapp dituding lancarkan hoax soal telegram. (photo/Ilustrasi/REUTERS/Dado Ruvic)

CEO Telegram Pavel Durov sebut ada upaya Facebook untuk menjatuhkan aplikasi miliknya yang sedang dibanjiri jutaan pengguna baru, setelah orang ramai-ramai meninggalkan Whatsapp.

Penyebab Whatsapp ditinggalkan banyak orang karena kebijakan barunya yang mewajibkan pengguna harus berbagi data dengan Facebook.

Pavel mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, Facebook memiliki departemen khusus guna mengusut penyebab Telegram naik daun dan sukses seperti sekarang. Untuk diketahui, Telegram saat ini sudah diunduh lebih dari 500 juta orang dari seluruh dunia.

"Dengan sekitar 500 juta pengguna dan terus berkembang, Telegram telah menjadi masalah utama bagi perusahaan Facebook," kata Pavel dikutip dari channel miliknya di Telegram.

Lebih lanjut, Pavel mengatakan dirinya berhasil mendeteksi bot yang diperintahkan untuk menyebarkan informasi tidak akurat mengenai Telegram di media sosial. Menurutnya, informasi hoaks itu merupakan ulah Facebook.

Pavel menjelaskan, setidaknya ada tiga hal tak masuk akal berkaitan dengan informasi yang tak akurat tersebut.

Pertama, "Kode Telegram bukanlah open-source". Padahal, Pavel mengatakan, platform pesan instan yang dibuatanya itu telah menjadi open-source sejak 2013.

"Enkripsi dan API kami didokumentasikan sepenuhnya dan telah ditinjau oleh pakar keamanan ribuan kali. Selain itu, Telegram adalah satu-satunya aplikasi perpesanan di dunia yang memiliki build yang dapat diverifikasi baik untuk iOS dan Android. Adapun WhatsApp, mereka sengaja mengaburkan kode mereka, sehingga tidak mungkin untuk memverifikasi enkripsi dan privasi mereka," tuturnya.

Kedua, "Telegram adalah bahasa Rusia". Faktanya, seperti disampaikan Pavel, Telegram tidak memiliki server atau kantor di Rusia. Malah layanan berlogo pesawat kertas ini diblokir sejak periode 2018 hingga 2020.

Ketiga, "Telegram tidak dienkripsi". Pavel mengatakan bahwa setiap percakapan yang terjadi di Telegram telah dienkripsi sejak layanan ini diluncurkan. Sedangkan WhatsApp, disebut Pavel, tidak terenkripsi selama beberapa tahun sebelum pada akhirnya mengikut jejak Telegram.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X