UI Kembangkan Material Baterai Kendaraan Listrik dari Ampas Kopi

- Kamis, 4 November 2021 | 12:43 WIB
Material baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik. Dok. Universitas Indonesia
Material baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik. Dok. Universitas Indonesia

Tim Peneliti dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) mengembangkan inovasi material baterai lithium ion untuk kendaraan listrik dari ampas kopi. Tim peneliti memperkirakan baterai listrik yang dihasilkan akan jauh lebih ringan, dengan masa pengisian daya (charging) yang lebih cepat.

Inovasi ini dilakukan dari temuan ampas kopi yang dapat diolah menjadi grafen dan limbah batok kelapa menjadi karbon aktif, untuk ditambahkan pada material aktif anoda.

"Pada limbah ampas kopi, kami temukan kandungan partikel-partikel yang dapat menghasilkan nano partikel dengan kondisi surface area yang baik," kata Ketua TIm Peneliti FTUI, Ir. Bambang Priyono dalam keterangan tertulis, Kamis (4/11/2021).

Menurutnya, kondisi surface area yang baik akan berpengaruh positif pada ion yang masuk. Dengan demikian, tenaga yang dihasilkan juga akan menjadi lebih baik.

Bambang menjelaskan, grafen yang dihasilkan dari ampas kopi ini dapat digunakan untuk meningkatkan konduktivitas baterai litium ion jenis Lithium Titanate Oxide (LTO/Li2TiO3).

Ketua Tim Peneliti Baterai Lithium-Ion FTUI, Prof. Anne Zulfia Syahrial menjelaskan LTO tidak rentan mengalami short circuit (korsleting) pada saat proses charging. Arus listrik yang dihasilkan pun lebih stabil dan aman ketimbang dibandingkan baterai Lithium Graphite yang umum digunakan pada baterai kendaraan listrik saat ini. Hanya saja, kata dia, kapasitas spesifik LTO lebih rendah dari baterai Graphite. LTO memiliki kapasitas 175 mAh/g,  sedangkan Graphite berkapasitas 372 mAh/g. 

"Tim kami mencoba mengatasi kelemahan ini dengan mencampurkan Sn atau Si dan karbon aktif dari limbah batok kelapa menjadi komposit. Kami juga mengolah ampas kopi menjadi grafen untuk dicampurkan dengan LTO," kata Anne.

Keunggulan baterai Lithium-Ion dengan LTO yang dikembangkan yaitu bobotnya yang ringan dan waktu pengisian daya yang lebih cepat. Tim peneliti memperkirakan baterai mobil listrik yang dihasilkan dapat berbobot 200 kilogram lebih ringan ketimbang baterai berkapasitas sama yang saat ini beredar, yaitu 500 kilogram.

Dengan bobot yang ringan, jarak tempuh mobil pun akan meningkat. Selain itu, proses charging juga akan menjadi lebih cepat. 

Saat ini, proses charging baterai mobil listrik membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 jam. Adapun baterai ampas kopi yang dihasilkan para peneliti FTUI hanya membutuhkan waktu 30 menit, yang masih akan dikembangkan hingga mencapai target 15 menit untuk full charging

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Samsung Galaxy A54 vs A55, Mana Lebih Canggih?

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:30 WIB

Xiaomi Pad 5 Mulai Kebagian Update HyperOS

Minggu, 24 Maret 2024 | 13:30 WIB
X