Hore! Teknologi AI Bisa Prediksi Kejahatan Sebelum Kejadian, Akurasi Capai 90 Persen

- Senin, 29 Agustus 2022 | 14:36 WIB
Ilustrasi artificial inteligence. (Freepik/Iuriimotov)
Ilustrasi artificial inteligence. (Freepik/Iuriimotov)

Kabar baik datang dari teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), karena bisa memprediksi kejahatan sebelum terjadi dengan akurasi mencapai 80-90 persen.

Melansir IFL Science, Senin (29/8/2022) dalam makalah terbarunya, yang diterbitkan di Nature Human Behaviour, Profesor Ishanu Chattopadhyay dan rekannya mendemonstrasikan model AI prediktif di delapan kota besar Amerika Serikat

Konsepnya sederhana. Kota Chicago merilis log peristiwa untuk setiap kejahatan, termasuk di mana dan kapan kejahatan itu terjadi, dan data ini dimasukkan ke dalam algoritme pembelajaran mesin. 

Kemudian, kota ini dipisahkan menjadi potongan 90 meter persegi dan log peristiwa digabungkan dengan area untuk menciptakan apa yang disebut para peneliti sebagai "deret waktu".

Baca Juga: Jalani Sidang Lanjutan, Medina Zein Ngaku Tak Mau Lagi Main Sosmed: Udah Kapok Banget

AI kemudian menggunakan deret waktu ini untuk memprediksi kejahatan berdasarkan di mana dan kapan sering terjadi.

Pada dasarnya, AI akan memprediksi kemungkinan akan ada perampokan bersenjata di area tertentu pada hari tertentu, tetapi tidak akan mengetahui siapa yang akan melakukannya. 

“Masyarakat khawatir ini akan digunakan sebagai alat untuk menjebloskan orang ke penjara sebelum mereka melakukan kejahatan. Itu tidak akan terjadi, karena tidak memiliki kemampuan untuk melakukan itu. Itu hanya memprediksi suatu peristiwa di lokasi tertentu,” kata Chattopadhyay.

“Itu tidak memberi tahu Anda siapa yang akan melakukan acara atau dinamika atau mekanisme acara yang tepat,” tambahnya

Namun, ada pertanyaan paling penting tentang masalah ini. Apakah model ini menjadi bias rasis dan sosio-ekonomi yang melumpuhkan yang telah dilakukan banyak orang sebelumnya?

Menurut Chattopadhyay, metode yang mereka gunakan untuk melatih model memungkinkannya menghindari bias ini, karena hanya log peristiwa yang dimasukkan ke dalamnya.

“Kami telah berusaha untuk mengurangi bias sebanyak mungkin. Itulah yang membedakan model kami dengan model lain sebelumnya,” tambahnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X