Sharp, perusahaan elektronik asal Jepang di Indonesia ikut terdampak virus corona. Kesulitan yang dialami Sharp antara lain, produksi sedikit terhambat akibat Pembatasan Sosial berskala besar (PSBB) hingga penurunan penjualan.
Dalam acara Strategi Sharp dalam Menghadapi New Normal, Rabu (8/7/2020), Andri Utomo National Sales Senior GM Sharp, menjelaskan mengenai adaptasi yang dilakukan Sharp dalam new normal.
"Dampak virus corona sangat luas. Paling terdampak itu tentu saja travel dan hotel, perusahaan elektronik juga ikut berdampak. Terjadi penurunan penjualan, termasuk permintaan turun," sebutnya.
"Sharp juga sempat kesulitan distribusi. Saat PSBB, pengiriman ke beberapa daerah sempat mengalami kesulitan karena yang diutamakan logistik makanan," ujarnya.
Produksi Sempat Terhambat
Sharp juga mengakui produksi sempat terhambat akibat pandemi virus corona. Beberapa part atau komponen produk Sharp harus dikirimkan dari negara lain.
Saat lockdown di beberapa negara, pengiriman part tersebut pun terganggu.
"Beberapa part ada yang tak bisa dibuat. Beberapa bagian produk Sharp harus dikirim dari negara lain," ungkapnya.
Untungnya, semua bisa teratasi. Produksi produk Sharp pun bisa tetap berjalan dengan baik. Selain itu, distribusi juga bisa berjalan lancar.
Sharp beradaptasi dengan melakukan penjualan secara online selama pandemi virus corona. Strategi tersebut dilakukan untuk membuat penjualan produk Sharp tetap bergeliat.
"Mengoptimakan digital Sharp marketing atau penjualan secara online. Toko obanyak yang nggak bisa jual. Jadi, mengalihkan bisnis offline menjadi online, bisa lewat WhatsApp atau message," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Mulai Bergairah, Sharp Rilis Handphone Super Cepat untuk Gamers
- Tanpa Jungkook, Member BTS Daftar Kuliah S2
- Bikin Nyesek, Cerita Hidup 4 Idol KPop Ini Mengharukan