Berkat fitur baru Twitter Blue yang baru saja dikembangkan, Taliban kini telah mengaktifkan centang biru di Twitter. Namun, apakah itu membuat mereka menjadi akun penting di platform media sosial tersebut?
For your information, tanda centang biru menunjukan kedudukan akun tersebut di Twitter, seperti menjelaskan bahwa akun itu aktif, penting, dan autentik untuk kepentingan publik yang diverifikasi oleh Twitter.
Berkat kebaikan Twitter, setidaknya ada dua pejabat Taliban dan empat pendukung terkemuka dari organisasi garis keras tersebut di Afghanistan yang telah mendapatkan centang biru.
Baca juga: Mantan Karyawan Twitter Ngamuk Tak Dapat Pesangon Sesuai Kesepakatan: Elon Musk Bohong?
Dikutip dari laporan Twitter, Selasa (17/1/2023), akun yang mendapatkan centang biru itu, yakni Hedayatullah Hedayat Kepala Departemen Taliban untuk Akses Informasi.
Hedayatullah memiliki 187.000 pengikut dan dia secara teratur memposting informasi terkait pemerintahan Taliban. Meski sempat menghapus centang biru, tetapi kali ini akunnya kembali centang biru.
Lalu ada Abdul Haq Hammad, kepala pengawas media di Kementerian Informasi dan Kebudayaan Afghanistan, juga memiliki tanda centang biru di akunnya yang memiliki 170.000 pengikut.
Selanjutnya Muhammad Jalal, yang sebelumnya diidentifikasi sebagai pejabat Taliban memuji Elon Musk karena dianggap telah membuat Twitter hebat kembali dan kini akunnya mendapatkan centang biru.
Baca juga: Tweetbot Kembali Down, Pengguna Tak Bisa Posting Apapun di Twitter: Mulai Bermasalah?
Kehadiran para pendukung organisasi garis di Twitter sebenarnya sudah menjadi topik kontroversi selama beberapa waktu. Termasuk kontroversi yang sering dilakukan Donald Trump, yang membuatnya diskors dari banyak media sosial.
Tak berkaca pada kontroversi yang pernah terjadi, Twitter ini menghadirkan fitur Twitter Blue, di mana para pengguna dapat membeli centang biru alias berlangganan centang biru untuk menunjukan status mereka di Twitter.
Ya, semoga saja tidak ada kontroversi lagi yang hadir akibat fitur centang biru. Sebab, sudah banyak pengguna yang mencoba fitur itu untuk membuat akun palsu. Moga-moga Twitter lebih peka kedepannya!
