Kecerdasan Buatan Dapat Mendeteksi Kanker Otak dari Tes Darah

- Kamis, 17 Oktober 2019 | 10:50 WIB
Ilustrasi otak (Unsplash/Natasha Connell)
Ilustrasi otak (Unsplash/Natasha Connell)

Banyak orang mengalami sakit kepala karena mengalami penyakit tertentu dan bisa juga mengalami tekanan dari stres. 

Namun, sakit kepala juga bisa menjadi salah satu gejala paling umum dari tumor otak, menurut American Brain Tumor Association. Tetapi, sakit kepala sangat umum, kanker otak tidak. 

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia 2011 memperkirakan bahwa 50 hingga 75 persen orang dewasa di seluruh dunia antara usia 18 dan 65 mengalami sakit kepala pada tahun lalu.

Sementara itu, jumlah kasus kanker otak dan sistem saraf baru di seluruh dunia pada tahun 2018 adalah lebih dari 296.800 menurut perkiraan GLOBOCAN, atau kurang dari dua persen dan lebih dari 18 juta kasus kanker baru secara global. 

Apakah kamu pernah membayangkan sakit kepala yang biasa kamu alami ternyata merupakan gejala penyakit yang jauh lebih buruk? 

Para peneliti yang berafiliasi dengan ClinSpec Diagnostics Limited, sebuah spin-off dari University of Strathclyde di Glasgow, Skotlandia, dan rekan mereka mengembangkan teknologi yang dipatenkan yang dapat mendeteksi kanker otak hanya dari sampel darah.

Mereka menggunakan kombinasi inovatif kecerdasan buatan (AI) dan spektroskopi, maka para peneliti Inggris mengembangkan metode untuk mendeteksi kanker otak dari biopsi darah, dan menerbitkan studi mereka pada 8 Oktober di Nature Communications.

Biopsi cair adalah cara non-invasif untuk mendeteksi penyakit seperti kanker melalui sampel cairan tubuh pasien seperti darah, sebagai lawan sampel jaringan. 

Ini adalah teknologi pasar berkembang yang menawarkan harapan deteksi dini kanker, dan perawatan yang lebih baik. Tahun lalu, pasar biopsi cair di seluruh dunia diperkirakan mencapai US$ 2,4, miliar menurut laporan April 2019 oleh BCC Research LLC, sebuah perusahaan riset pasar yang didirikan pada tahun 1971 di bawah manajemen yang berbasis di AS . 

Di masa depan, pada tahun 2023, pasar biopsi cair global diperkirakan akan mencapai US$ 6,1 miliar, menurut laporan yang sama.

Pada Juni 2016, tes biopsi cair pertama yang disetujui untuk digunakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) adalah uji diagnostik Roche Holding AG untuk kanker paru-paru non-sel kecil. 

Banyak perusahaan di pasar biopsi cair memiliki solusi yang menggunakan sequencing generasi berikutnya (NGS) untuk mencari DNA tumor yang bersirkulasi sel bebas (ctDNA) dan sel tumor bersirkulasi (CTC) dari biopsi darah. Sebaliknya, para peneliti di ClinSpec Diagnostics Limited menggunakan spektroskopi pada sampel darah untuk mengungkapkan tanda tangan biokimia.  

Spektroskopi adalah ilmu tentang pemisahan cahaya (radiasi elektromagnetik) menjadi sebuah spektrum. Dalam studi ClinSpec Diagnostics Limited, para peneliti menggunakan refleksi total yang dilemahkan (ATR), Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy

Pertama prosesnya melibatkan penggunaan cahaya inframerah untuk membuat sidik jari biokimiawi sampel darah. Menurut para peneliti, spektroskopi ATR-FTIR adalah "teknik analisis sederhana, bebas label, non-invasif, non-destruktif" yang dapat mencirikan "profil biokimia sampel tanpa persiapan sampel yang luas."

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X