Kasus pencurian data memang sudah sering terjadi, namun jika yang dicuri adalah data penting seperti email, alamat, nomor telepon, serta password, maka hal tersebut tentu akan mengancam privasi kita.
Bicara tentang pencurian data, baru saja seorang peneliti keamanan bernama Alon Gal melaporkan bahwa ada seorang hacker di Telegram yang tengah menjual database berisikan 533 juta nomor telepon pengguna Facebook yang berhasil ia curi.
Disebutkan bahwa data nomor telepon tersebut diperoleh melalui celah keamanan yang terdapat di layanan sosial media milik Mark Zuckerberg tersebut pada awal tahun 2020 kemarin.
Alon Gal mengatakan bahwa nomor-nomor tersebut kebanyakan terdiri dari nomor telepon pengguna FB dari 100 negara mulai dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, termasuk Indonesia.
In early 2020 a vulnerability that enabled seeing the phone number linked to every Facebook account was exploited, creating a database containing the information 533m users across all countries.
It was severely under-reported and today the database became much more worrisome 1/2 pic.twitter.com/ryQ5HuF1Cm— Alon Gal (Under the Breach) (@UnderTheBreach) January 14, 2021
"Awal tahun 2020 kemarin terdapat celah yang memungkinkan nomor telepon yang terhubung dengan Facebook menjadi terekspos, sehingga kini muncul database berisi informasi nomor telepon dari 533 juta pengguna dari seluruh dunia," tulis Alon Gal.
Hacker tersebut diketahui berniat untuk menjual database ini dengan harga US$20 per nomor telepon. Tentunya dengan ini, hacker tersebut bisa mendapat uang hingga US$10 miliar jika semuanya terjual.
Buat kalian yang tidak tahu, bahayanya jika nomor telepon sampai bocor ke publik adalah nomor telepon tersebut bisa digunakan oleh orang untuk melakukan tindakan penipuan dengan sistem phishing yang kini cukup banyak memakan korban.