Cerita Kamaruddin Simanjuntak Bisa Jadi Pengacara Brigadir J, Semua Berawal dari Facebook

- Kamis, 11 Agustus 2022 | 13:41 WIB
Kamaruddin Simanjuntak. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Kamaruddin Simanjuntak. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kamaruddin Simanjuntak menceritakan awal mula dia bisa menjadi pengacara Brigadir J atau Yosua Hutabarat yang tewas ditembak melalui skenario atasannya Irjen Pol Ferdy Sambo. Dia mengungkapkan semua berawal dari status Facebook.

Kisah Kamaruddin bisa menjadi pengacara Brigadir J viral di media sosial TikTok melalui akun @love_history2022, yang dibagikan pada Rabu (10/8/2022). Klip berdurasi 02.05 menit itu telah dilihat 2,6 juta kali hingga berita ini ditayangkan.

Pada video itu terlihat Kamaruddin sedang diwawancara oleh seseorang yang tidak terlihat wajahnya. Pada kesempatan itu dia menceritakan telah menulis status di Facebook untuk menanggapi kasus penembakan anggota polisi oleh polisi di rumah polisi. Saat itu Kamaruddi belum menjadi pengacara Bridagir J.

“Stasusnya belum saya hapus. Polisi menembak polisi di rumah pejabat polisi. Mudah-mudahan bukan karena wanitanya polisi. Itu yang saya tulis,” kata Kamaruddin diktuip Indozone, Kamis (11/8/2022).

“Lalu ada yang langsung komen di Facebook. Itu bere-mu (keponakan) tulang (paman) yang meninggal. Kata saksi kita di Sungai Bahar sana, berteman dengan saya di Facebook,” tambahnya.

Sungai Bahar adalah sebuah kecamatan di Jambi, tempat orang tua Brigadir J tinggal.

Baca Juga: Membanggakan! Boom Esports Jadi Tim Esports Indonesia Pertama yang Ikut Turnamen TI Dota 2

Mendapat komentar seperti itu, Kamaruddin menyampaikan bela sungkawa untuk orang tua Brigadir J. Dia pun langsung menawarkan diri untuk menjadi pengacara Brigadir Yosua.

“Maka langsung saya katakan, ‘turut berduka cita, sampaikan kepada ayah ibunya, saya turut berduka cita. Saya lindungi mereka secara hukum. Sampaikan nomor handphone saya’. Nah itu malamnya. Paginya, langsung ditelepon saya. Itu tanggal 12 (Juli 2022), setelah mereka rilis di Pos Metro (Polda Metro Jaya),” papar dia.

Namun, Kamaruddin mengungkapkan dia mendapatkan kesulitan untuk menghubungi orang tua dan keluarga Brigadir J, karena handphone mereka telah diblokir. Dia pun mencari cara dengan menghubungi orang-orang yang tinggal tak berjauhan dengan rumah orang tua Brigadir J.

“Lalu saya dihubungi, diinformasikan lah saya, bahwa handphone ayahnya, handphone ibunya, handphone kakaknya, sudah tidak bisa keluar (diblokir). Maka saya gunakan handphone orang-orang yang berjarak 1 kilometer (km) dari situ,” ungkanya. 

“Memang mereka cukup capek, karena setiap saya mau ngomong, antarkan dulu telepon ini, saya mau bicara dengan ayahnya, saya mau bicara dengan ibunya, saya mau bicara dengan tantenya, saya mau bicara dengan adiknya, saya mau bicara dengan kakaknya,” kata dia lagi. 

Proses seperti itu, kata Kamaruddin, terus dilakukannya dengan para saksi. Dia juga menyebut para wanita yang telah membantunya adalah sosok yang pemberani.

“Seperti itulah terus pakai handphone saya dengan handphone saksi tetangga ini. Ini yang saya sebut wanita-wanita pemberani. Maka saya bilang bersyukur juga wanita-wanita ini nanti masuk surga. Karena mereka menggunakan iman gak pakai akal. Kalau laki-laki selalu pakai logika. Ketakutan, mana mungkin lah bisa kita lawan penguasa besar dan lain sebagainya. Capek saya berdebat,” tutur Kamaruddin. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X