Persiapan 5G di Indonesia Tahun 2021, Ini Paparan Kemenkominfo

- Jumat, 22 Januari 2021 | 21:27 WIB
Ilustrasi logo 5G. (Freepik).
Ilustrasi logo 5G. (Freepik).

Indonesia sedang bersiap menghadirkan 5G seperti yang telah digaungkan Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate beberapa waktu lalu. Untuk itu Kemenkominfo tengah mempersiapkan apa saja yang akan dilakukan untuk menghadirkan 5G tersebut di tahun 2021. 

Dalam sebuah Webinar Sobat Scyber Indonesia '5G Indonesia 2021: Bagaimana Ekosistemnya?" yang diikuti Indozone, Jumat (22/1/2021), Dirjen Sumber Daya Penyelenggara Pos dan Informatika (SDPPI) Kemkominfo, Ismail MT memberikan paparan terkait kesiapan pemerintah akan hadirnya teknologi 5G di Tanah Air. 

"5G adalah salah satu program Kemenkominfo menuju transformasi digital. Kenapa 5G menjadi pilihan? Saya rasa kita semua sudah paham yah. Ada beberapa hal yang kita dapatkan dari 5G," terang Ismail.

Baca Juga: Polda Jatim Berhasil Gagalkan Penjualan 3 Ribu Benih Lobster ilegal

Dalam rangka mendukung program teknologi tersebut, pada 2020 lalu Kemenkominfo telah membentuk task force, dalam artian pihak berwenang yang melaksanakan program 5G di Indonesia. Task force ini dipimpin Direktur Penataan Sumber Daya Kemenkominfo dengan tugas menyiapkan rekomendasi kebijakan dan menyiapkan opsi strategis implementasi peta jalan 5G.

"Ada lima working group di task force ini. Working grup ini terdiri dari perencanaan spektrum, kemudian business model, infrastruktur,  device dan ekosistemnya, dan regulasi," terangnya.

Sampai saat ini, Kemenkominfo masih melakukan trial terkait layanan 5G. Tercatat semenjak 2017, Kemenkominfo sudah mengeluarkan izin untuk pelaksanaan uji coba layanan 5G kepada operator seluler.

Sebagai langkah untuk menyiapkan ekosistem 5G di Indonesia, Kemenkominfo punya program yang disebut dengan IoT Makers Creation yang dilaksanakan semenjak 2019 lalu. 

"Pada 2020 lalu, beberapa kegiatannya terdiri dari kelas konsultasi, workshop, kompetisi, dan lainnya," ujar Ismail.

Jaringan 5G yang digelar hanya mencangkup kawasan-kawasan tertentu yang tidak tercangkup oleh satelit. Adapun jika masyarakat ingin mendapat manfaat sepenuhnya dari frekuensi 3,5Ghz, mereka harus menunggu hingga kontrak frekuensi satelit habis, seperti yang dikutip dari sobatcyber.id.

Salah satu skenario yang dapat dilakukan dalam berbagi frekuensi adalah dengan membagi wilayah operasional frekuensi. 5G yang membutuhkan kapasitas besar dari serat optik dapat digelar di perkotaan, sedangkan satelit dengan cangkupan yang luas tanpa harus menggelar kabel, seharusnya dapat memberi pelayanan di daerah rural atau pedesaan. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X