Lokapasar Tunda Penjualan NFT, Ternyata Ini Penyebabnya

- Minggu, 13 Februari 2022 | 12:05 WIB
Ilustrasi NFT (pixabay.com).
Ilustrasi NFT (pixabay.com).

Sejumlah lokapasar, marketplace, menunda penjualan non-fungible tokens (NFT). Hal itu disebabkan karena banyak konten palsu yang beredar.

Mengutip Antara, kata CEO Cent, Cameron Hejazi, katakan Cent yang pernah menjual NFT berupa cuitan perdana milik mantan CEO Twitter Jack Dorsey, sejak 6 Februari menghentikan sementara kegiatan jual-beli di platform tersebut.

"Secara umum, ada spektrum aktivitas yang terjadi, padahal semestinya tidak boleh terjadi," kata CEO Cent, Cameron Hejazi, seperti yang dikutip indozone, Minggu, (13/2/2022).

Meskipun Cent secara umum menghentikan penjualan NFT, kategori Valuables di platform tersebut, yang menjual NFT berupa cuitan, masih aktif.

Dalam hal ini, Hejazi menilai ada tiga isu utama yang harus dihadapi, yakni orang-orang menjual kopi NFT yang tidak sah, orang-orang membuat NFT dari konten yang bukan milik mereka dan orang-orang menjual set NFT yang menyerupai sekuritas. Bahkan, Dia melihat aksi mencetak aset digital palsu sedang merajalela.

"Ini terus terjadi. Kami akan melarang akun yang melanggar, tapi, seperti main game 'whack-a-mole'. Setiap kami larang satu, yang lainnya akan muncul, atau malah tiga sekaligus yang muncul," kata Hejazi.

Masalah ini semakin memburuk karena banyak merek besar yang ikut meramaikan metaverse dan Web3. Cent termasuk platform NFT kecil, mereka memiliki sekitar 150.000 pengguna dan pendapatan "jutaan dolar".

Dia juga menilai masalah konten palsu seperti ini terjadi lintas industri. selain itu, Hejazi ingin melindungi kreator konten, dia berencana meluncurkan kontrol tersentralisasi secara sementara, sambil mencari sistem desentralisasi yang cocok.

Ia juga baru menyadari apa yang terjadi dengan pasar NFT setelah menjual konten milik Jack Dorsey.

"Kami menyadari banyak orang yang hanya mengincar uang," kata Hejazi.

Baca Juga: Telegram Blokir 64 Kanal di Jerman, Ternyata karena Ini

Seperti yang diketahui pada bulan lalu, OpenSea, lokapasar NFT terbesar saat ini, mengatakan lebih dari 80 persen NFT yang dibuat secara cuma-cuma di platform tersebut tergolong "karya plagiat, koleksi palsu dan spam".

Platform tersebut sempat membatasi kuota membuat NFT secara gratis, namun, akhirnya dicabut karena diprotes pengguna. Mereka saat ini sedang mencari cara untuk mengatasi "aktor jahat" sekaligus mendukung kreator.

"Menjual NFT dengan konten plagiat adalah melanggar kebijakan kami," kata juru bicara OpenSea.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X