Komunikasi di Media Sosial Ada Etikanya Lho, Begini Kata Pakar Teknologi Informasi

- Jumat, 16 Desember 2022 | 21:47 WIB
Ilustrasi media sosial. (Freepik/Rawpixel)
Ilustrasi media sosial. (Freepik/Rawpixel)

Berkomunikasi di dunia maya atau media sosial ada etikanya. Pakar teknologi informasi Richardus Eko Indrajit menjelaskan tidak berbeda dengan dunia nyata.

Menurut dia, masyarakat dan generasi muda kerap menganggap bahwa diri mereka dapat memiliki identitas yang berbeda dengan dunia nyata ketika masuk di dalam dunia siber. Masyarakat juga kerap melupakan bahwa lawan bicara yang dihadapi di media sosial juga sama-sama manusia.

“Kenapa? Karena kita bukan berkomunikasi dengan mesin, kita berkomunikasi dengan manusia melalui perantara mesin melalui fasilitas mesin, tapi tetap yang kita bicarakan (ajak bicara) itu adalah manusia,” kata Eko yang juga merupakan Ketua Pengurus Besar PGRI sekaligus Rektor Universitas Pradita mengutip Antara, Jumat (16/12/2022).

Baca Juga: Mulai Januari 2023, Twitter akan Suntik Mati Buletin Revue

Eko mengatakan, meski memiliki prinsip serupa, akan tetapi dua dunia tersebut memunculkan masalah dan tantangan tersendiri yaitu berupa umpan balik atau feedback yang berbeda.

Dalam dunia nyata, umpan balik dapat diberikan secara langsung di hadapan lawan bicara. Sebaliknya, dalam dunia siber, komunikator sama-sama tidak berhadapan secara langsung sehingga umpan balik yang diberikan bisa jadi menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakpekaan.

-
Ilustrasi media sosial. (Freepik/Rawpixel)

 

Eko menyebutkan setidaknya terdapat delapan prinsip etika komunikasi digital yang telah menjadi standar yang digunakan di mana-mana antara lain sikap menghormati, bertanggung jawab, menetapkan aturan atau batasan suatu diskursus, menetapkan kejelasan pembahasan, mengedepankan transparansi, gunakan nada yang sopan, dan menghargai privasi.

Tidak Sekadar Menyamapaikan Pesan

Menurut Eko, cara berkomunikasi merupakan manifestasi dari suatu peradaban. Di masa sekarang, menurut dia, tujuan komunikasi tidak lagi sekadar menyampaikan pesan tetapi juga dapat mendorong atau memengaruhi seseorang untuk melakukan sesuatu, bahkan meskipun itu negatif sekalipun.

Baca Juga: Metaverse Berisiko Bunuh Skill Manusia untuk Bersosialisasi

“Kekuatan bahasa itu sekarang adalah untuk memobilisasi untuk mempengaruhi untuk membuat orang lain melakukan sesuatu dan ketika action yang diinginkan adalah hal-hal yang negatif nampaknya wajib untuk kita introspeksi,” kata dia.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X