Tren NFT Berkembang di Masyarakat, Pakar Siber Ungkap Hal ini

- Senin, 17 Januari 2022 | 16:44 WIB
Salah satu konten NFT berjudul
Salah satu konten NFT berjudul

Kemunculan Sultan Ghazali yang meraup kekayaan dari  Non-Fungible Token (NFT) memicu tren di masyarakat. Ini mengundang perhatian Alfons A Tanujaya, Pakar keamanan siber dari Vaksincom. Apa katanya?

Fenomena ini mendorong masyarakat awam untuk ikut mencoba terjun ke dalam salah satu aset digital berbasis teknologi blockchain tersebut.

Seperti yang dikerjakan Ghozali yang menjadi viral karena kebiasannya melakukan swafoto dan diunggah di marketplace NFT, OpenSea, dan menghasilkan uang dari sana.

Justru  menjadi "salah" lantaran muncul sejumlah "karya" yang diperjualbelikan adalah swafoto dengan membawa KTP, yang sangat berbahaya bagi keamanan digital masyarakat pada umumnya.

Dikutip Antara, Alfons A Tanujaya (17/1/2022), mengatakan penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan soal nilai karya yang dapat ditransaksikan sebagai NFT.

"Masyarakat mendapatkan informasi kalau aset digital yang tidak berharga seperti foto selfie yang bisa dilakukan oleh setiap orang awam yang 'biasa-biasa' saja bisa menjadi uang milyaran. Maka, mereka ingin mencoba dan menjual aset digital yang dianggapnya lebih berharga, seperti selfie KTP dan data kependudukan," kata Alfons.

"Padahal sebenarnya nilai dari NFT Ghozali ada di balik konsistensinya selfie setiap hari selama lima tahun. Itu kerja keras yang tidak dilihat oleh orang yang berusaha mengikuti Ghozali," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Marak Tren NFT, Kominfo Imbau Masyarakat Tingkatkan Literasi Digital

Lebih lanjut, Alfons mengatakan aksi menjual data kependudukan adalah tindakan melanggar hukum, dan kalau dilakukan oleh pemilik KTP sendiri adalah tindakan yang memancing data pribadinya disalahgunakan dan secara tidak langsung menyebabkan kejahatan eksploitasi data kependudukan terjadi.

"Dan ini tetap bisa berhadapan dengan pihak berwajib dan disarankan untuk tidak dilakukan," kata Alfons.

"Aksi menjual selfie KTP dan data kependudukan ini mencoreng nama Indonesia karena menunjukkan kesadaran yang sedemikian rendah atas nilai data kependudukan sehingga sampai dijual," imbuhnya.

Ia berharap, regulator dapat menjalin komunikasi dengan platform transaksi NFT seperti OpenSea untuk menindaklanjuti bahkan mencegah penjualan aset digital yang tidak pantas.


Artikel menarik lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Samsung Galaxy A54 vs A55, Mana Lebih Canggih?

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:30 WIB

Xiaomi Pad 5 Mulai Kebagian Update HyperOS

Minggu, 24 Maret 2024 | 13:30 WIB
X