Dana milik nasabah senilai $1 miliar (Rp15 triliun) yang tersimpan di platform kripto asal Bahama, FTX hilang seketika. Tidak berselang lama, perusahaan tersebut dinyatakan gulung tikar.
Reuters melaporkan jika founder FTX, Sam Bankman-Fried, telah mentransfer dana nasabah sebesar $10 miliar (Rp154,7 triliun) ke perusahaan lainnya milik Bankman-Fried, yaitu Alameda Research.
Baca Juga: WhatsApp Versi Beta Terbaru Punya Fitur 'Jangan Ganggu', Begini Cara Kerjanya!
Aksi dari Bankman-Field terungkap setelah dirinya mengadakan pertemuan dengan para petinggi FTX pada Minggu lalu.
Dalam pertemuannya itu, terdapat sebuah laporan keuangan yang memperlihatkan jika ada selisih 1-2 miliar dollar AS (Rp15,4-30,9 triliun) dari 10 miliar dollar AS yang catatannya tidak bisa ditemui di transaksi pemindahan dana perusahaan.
Alhasil, para investor FTX pun berbondong-bondong meninggalkan perusahaan tersebut, termasuk Binance yang enggan melanjutkan proses akuisisi FTX. FTX pun kehilangan dana investor senilai $6 miliar (Rp92,8 triliun).
Dengan rentetan masalah tersebut, FTX pun dinyatakan bangkrut pada hari Jumat, (11/11/2022) waktu setempat. Hal ini menjadikan FTX sebagai perusahaan cryptocurrency terbesar di dunia yang gulung tikar.
Belum lama, Polisi Kerajaan Bahama mengatakan tim penyelidik keuangan dari Cabang Investigasi Kejahatan Keuangan sedang bersinergi dengan Komisi Sekuritas Bahama, untuk menyelidiki masalah yang sedang terjadi di dalam perusahaan tersebut.
Baca Juga: Terkuak! Begini Wajah Asli Mumi Hamil yang Meninggal 2000 Tahun Lalu
Disisi lain, John J Ray III yang baru saja dilantik menjadi Chief Executive FTX menjelaskan jika pihaknya sudah bekerja sama dengan penegak hukum dan pihak lainnya, untuk mencari jalan keluar dari masalah yang sedang menimpa perusahaannya itu.
Ia pun sedang berusaha untuk mengamankan seluruh aset nasabah yang tersisa di dalam FTX agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
