Terkena Denda, YouTube Akan Mengubah Peraturan Privasi Data Anak

- Kamis, 5 September 2019 | 13:45 WIB
YouTube (Unsplash/Christian Wiediger)
YouTube (Unsplash/Christian Wiediger)

Di era teknologi, banyak anak-anak yang dengan mudah mengakses YouTube. Baru-baru ini, Google harus membayar denda sebesar US$170 juta untuk menyelesaikan gugatan yang diajukan oleh otoritas federal, mereka menuduh raksasa internet tersebut melanggar privasi anak-anak di YouTube, seperti diungkap oleh Federal Trade Commission (FTC), pada Rabu (4/9)

Penyelesaian ini mengharuskan Google dan YouTube membayar US$136 juta ke (FTC) dan US$34 juta ke negara bagian New York karena melanggar Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring anak-anak (COPPA), yang mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak tanpa persetujuan orang tua mereka. 

Dalam peraturan, COPPA mengharuskan situs web online untuk mendapatkan izin orang tua sebelum mengumpulkan informasi penggunaan online anak-anak.

FTC dan Jaksa Agung New York Letitia James mengatakan YouTube telah mengklaim melayani khalayak umum, tetapi ternyata banyak saluran daringnya ditujukan untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun. Hal itu mengharuskan layanan YouTube untuk mematuhi pedoman COPPA.

"YouTube menggembar-gemborkan popularitasnya dengan anak-anak kepada calon klien korporat," kata Ketua FTC Joe Simons dalam sebuah pernyataan. "Namun ketika datang untuk mematuhi COPPA, perusahaan menolak untuk mengakui bahwa sebagian dari platformnya jelas ditujukan untuk anak-anak." ungkapnya, melansir dari cbsnews.com.

Joe Simons juga mengatakan,

"YouTube merupakan situs web no. 1 yang secara teratur dikunjungi oleh anak-anak."

Sebelumnya, FTC juga mengajukan gugatan data privasi anak-anak sebesar US$5,7 juta pada bulan Februari yang melibatkan aplikasi media sosial, TikTok

Menanggapi tuduhan FTC, pada Rabu (4/9) YouTube menanggapi tuduhan dengan membuat postingan blog yang menjelaskan menguraikan perubahan privasi data yang akan dibuat pada platform pencarian video yang dimulai sekitar empat bulan. 

Perusahaan teknologi itu mengatakan akan berhenti mengirimkan iklan hasil personalisasi pada konten anak sepenuhnya.

"Kami akan terus bekerja dengan anggota parlemen di seluruh dunia di bidang ini." kata CEO YouTube, Susan Wojcicki dalam postingan blog perusahaan. 

Pihak YouTube akan membagikan detail peraturannya,

"Dalam beberapa bulan mendatang, kami akan membagikan detail tentang bagaimana kami memikirkan kembali pendekatan keseluruhan untuk anak-anak dan keluarga, termasuk pengalaman anak-anak yang berdedikasi pada YouTube." ungkap Susan. 

YouTube merupakan merek paling terkenal di antara anak-anak yang berusia 6 hingga 12 tahun, mengalahkan Disney Channel, McDonald's dan Lego, menurut sebuah studi eMarketer. Studi ini juga memperkirakan bahwa hampir setengah dari anak-anak di bawah 11 tahun menonton YouTube.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X