Penasaran Bagaimana Caranya Astronaut Berpuasa di Luar Angkasa? Ini Jawabannya!

- Rabu, 29 Maret 2023 | 11:59 WIB
Ilustrasi Astronaut. (NASA)
Ilustrasi Astronaut. (NASA)

Puasa Ramadan wajib dilakukan oleh umat muslim, lalu bagaimana dengan cara puasa di luar angkasa yang dilakukan oleh astronaut? Mereka memiliki cara yang berbeda dari berpuasa di Bumi.

Pada tahun ini, ada astronaut islam dari Uni Emirat Arab (UEA) yang sedang berpuasa di Stasiun Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yaitu Sultan AlNeyadia. Dia menjadi astronaut Arab pertama yang akan menghabiskan waktu lama, yakni 6 bulan di ISS.

Baca Juga: Astronot Palsu Tipu Wanita 65 Tahun Raup Rp460 Juta, Modusnya untuk Biaya Mendarat ke Bumi

Dia bersama rekannya, Stephen Bowen dan Warren Hoburg, serta kosmonaut Rusia Andrey Fedyaev, berangkat pada bulan Februari 2023 menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.

Sebetulnya Neyadi tidak wajib berpuasa karena dia masuk ke dalam kategori musafir, dan misinya itu membahayakan atau mengancam dirinya sendiri.

Namun, ternyata ada panduan untuk astronaut jika berpuasa di luar angkasa. Salah satu panduan tersebut dikeluarkan oleh Department of Islamic Development Malaysia (JAKIM).

Panduan tersebut tertulis, puasa diperbolehkan di ISS atau Qada alias menggantinya saat astronaut pulang ke Bumi.

-
Ilustrasi Astronaut. (NASA)

Lalu panduan tersebut juga mengatur waktu berpuasanya dengan disesuaikan dengan zona waktu lokasi pemberangkatan astronaut.

Selain berpuasa, JAKIM juga mengeluarkan panduan ibadah lain seperti salat dan berwudhu. Untuk salat, waktunya juga ditentukan berdasarkan zona waktu lokasi pemberangkatan.

Panduan tersebut selain bagaimana cara puasa di luar angkasa, namun panduan ini juga menjelaskan bagaimana salat.

JAKIM juga memperbolehkan astronaut menjamak dan mengqashar salat. Soal gerakan, astronaut diizinkan salat seperti biasa dalam posisi berdiri.

Baca Juga: 3 Minggu Pulang ke Bumi, Astronot Rusia Tabrak Pejalan Kaki dengan Mobil

Jika tidak dimungkinkan, astronaut boleh melakukannya dengan duduk dan berbaring. Saat berbaring, kedipan mata bisa digunakan sebagai indikator pergantian raka'at.

Astronaut juga dapat menghadap ke beberapa arah dengan prioritas tetap mengarah ke Ka'bah.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

X