Gegara Dikecam Media Sosial China, Intel Hapus Referensi ke Xinjiang

- Selasa, 11 Januari 2022 | 21:19 WIB
Ilustrasi prosesor Intel Skylake generasi ke-6 (photo/Notebook Check)
Ilustrasi prosesor Intel Skylake generasi ke-6 (photo/Notebook Check)

Gegara dikecam media sosial (medsos) China hingga lakukan serangan balasan ke Intel. Maka, pembuat chip A.S. Intel menghapus referensi ke Xinjiang

Hal itu terjadi juga lantaran, Intel membuat suarat kepada pemasok dan diterbitkan di webnya. Surat itu dibuat tertanggal 23 Desember, yang menyatakan sebagai berikut.  

"Intel telah diharuskan untuk memastikan bahwa rantai pasokannya tidak menggunakan tenaga kerja atau sumber barang atau jasa dari wilayah Xinjiang, menyusul pembatasan yang diberlakukan oleh 'beberapa pemerintah," isi surat dari Intel, seperti yang dikutip Indozone, Selasa (11/1/2022).

Sementara, dikutip dari laman Reuters, Selasa, (11/1), surat tersebut berbunyi,

"Bahwa perusahaan melarang, setiap tenaga kerja yang diperdagangkan atau tidak sukarela, seperti tenaga kerja paksa, terikat hutang, penjara, kontrak, atau budak di seluruh rantai pasokan anda yang diperluas," bunyi surat tersebut saat ini. 

Namun, komentar atas surat itu Intel tidak menanggapinya. Sementara, pada bulan lalu, permintaan maaf yang ditimbulkannya, mengatakan, komitmennya untuk menghindari rantai pasokan dari Xinjiang. Hal ini sebagai bentuk ekspresi kepatuhan terhadap hukum Amerika Serikat, daripada pernyataan posisinya tentang masalah tersebut.

Mengutip gadgetsnow, perusahaan multinasional mendapat tekanan, karena mereka bertujuan untuk mematuhi sanksi perdagangan terkait Xinjiang, sambil terus beroperasi di China

Kemudian, Amerika Serikat menuduh China melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas di Xinjiang (rumah bagi mayoritas Muslim Uyghur di negara), dan termasuk melakukan kerja paksa. Klaim itu pun berulang kali telah dibantah Beijing.

Sementara, prihal penghapusan Intel atas referensi apa pun ke Xinjiang, di dalam surat tahunannya kepada pemasok. Ternyata, telah dilaporkan oleh Wall Street Journal, dan mendapatan kritikan keras dari Senator AS Marco Rubio.

"Kepengecutan Intel adalah konsekuensi lain yang dapat diprediksi dari ketergantungan ekonomi pada China," kata Rubio dalam sebuah pernyataan, Seperti yang dikutip indozone dari gadgetsnow.

"Alih-alih mempermalukan permintaan maaf dan sensor diri, perusahaan harus memindahkan rantai pasokan mereka ke negara-negara yang tidak menggunakan tenaga kerja budak atau melakukan genosida," sambungnya.

Sekadar informasi, Rubio adalah salah satu dari empat politisi AS yang memperkenalkan Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur dan menyerukan larangan impor dari Xinjiang atas tuduhan kerja paksa. 

Selain itu, pada 23 Desember, Presiden AS Joe Biden menandatangani undang-undang tersebut menjadi undang-undang.

Artikel Menarik Lainnya:

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Samsung Galaxy A54 vs A55, Mana Lebih Canggih?

Selasa, 26 Maret 2024 | 10:30 WIB

Xiaomi Pad 5 Mulai Kebagian Update HyperOS

Minggu, 24 Maret 2024 | 13:30 WIB
X