INDOZONE.ID - Militer Amerika Serikat menembak jatuh balon udara yang dicurigai sebagai perangkat mata-mata China dengan jet tempur F-22. Tindakan ini dianggap konyol, hingga diyakini membuat AS akan menjadi bulan-bulanan dari China.
Penembakan itu dilakukan pada Sabtu (4/2/2023) waktu setempat, saat balon tersebut berada di atas lepas pantai South Carolina. AS sempat mengerahkan sejumlah jet tempur.
Menurut laporan Reuters, jet tempur F-22 dari Pangkalan Angkatan Udara Langley di Virginia, menembak balon tersebut memakai rudal supersonik AIM-9X.
Baca Juga: Balon Mata-mata China Terobos Gudang Rudal Balistik, AS Heboh Kirim Jet Tempur
Seorang pensiunan perwira AS, Karen Kwiatkowski, menilai tindakan heboh AS itu sebagai sebuah kekonyolan. Bagi dia, AS juga akan dinilai sebagai penghasut perang karena tindakannya tersebut.
"Tindakan AS yang menembak jatuh balon dengan jet tempur generasi kelima dengan rudal udara ke udara Sidewinder, memberi makan narasi global bahwa AS sebagai penghasut perang yang berorientasi ofensif dan agak konyol," katanya dikutip dari Sputnik, Senin (6/2/2023).
Menurutnya, tindakan tersebut juga berpotensi membuat China memandang rendah pada AS. Bagi Kwiatkowski, China kemungkinan menertawakan tindakan AS tersebut.
Baca Juga: Ketar-ketir, NASA Takut China Kuasai dan Larang AS Mendarat di Bulan
"China mungkin menertawakannya, atau membuat China mengetahui kemampuan pertahanan AS, atau keduanya," tambahnya.
China sebelumnya menolak tudingan AS bahwa balon udara tersebut sebagai perangkat intelijen mereka. China menyebut, balon udara tersebut bukan bagian dari militer, melainkan balon riset yang bertujuan untuk meneliti cuaca dan seputar meteorologi.

Kementerian Luar Negeri China pun menyampaikan kemarahannya atas tindakan AS yang melakukan tindakan militer pada balon cuaca tersebut. Meski tak menyebutnya sebagai tindakan konyol, China mengatakan tindakan AS terlalu berlebihan.
"China meminta AS menangani ini dengan baik secara tenang, profesional, dan terkendali," pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China.
"AS bersikeras menggunakan kekuatan militer, ini jelas cara bereaksi yang berlebihan," tambah pernyataan tersebut.