Pengguna Dating Apps Kerap Jadi Korban Pelecehan Seksual hingga Dipaksa Tenggak Miras

- Jumat, 14 Oktober 2022 | 13:45 WIB
Ilustrasi Dating Apps. (REUTERS/Jillian Kitchener)
Ilustrasi Dating Apps. (REUTERS/Jillian Kitchener)

Australian Institute of Criminology (AIC) baru saja membuat studi yang masih berkaitan erat dengan penggunaan dating apps atau aplikasi kencan online yang saat ini sedang hits di mana-mana. 

Dari survei yang diikuti oleh 9.987 pengguna dating apps, tiga dari empat responden mengaku bahwa dirinya mengalami kekerasan seksual dari pasangan yang baru ia temui dari aplikasi kencan online dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Baca Juga: Berapa Sih Jumlah Semut yang Ada di Dunia? Intip Jawabannya di Sini! 

Sepertiganya harus menerima pelecehan ketika bertemu dengan orang yang baru dikenal lewat salah satu dating apps. 27 persen, di antaranya juga mengalami kekerasan seksual dan pemaksaan seperti meminum minuman keras. 

-
Ilustrasi Dating Apps. (REUTERS)

Lebih lanjut, studi tersebut juga menyebutkan bahwa beberapa pengguna aplikasi kencan online mengalami penyerangan yang menyasar fisik dan pikiran para korbannya. 

“Ini sangat memprihatinkan mengingat dampak signifikan dan berpotensi jangka panjang yang terkait dengan pengalaman viktimisasi ini,” tulis para peneliti melalui laporan resminya. 

Kejadian ini tentu dapat membuat kesehatan, kesejahteraan, dan harga diri para korbannya menurun drastis. Bukan tidak mungkin, korban dapat memiliki trauma yang berkepanjangan sehingga mengganggu kesehatan mentalnya. 

Di dalam studi tersebut juga menyatakan bahwa mayoritas pengguna dating apps menginginkan adanya peningkatan pada aplikasi, tepatnya di sektor keamanan. 

Contohnya adalah proses pelaporan yang lebih mudah, verifikasi data diri yang lebih ketat, hingga adanya fitur sensor pada gambar yang tidak senonoh.

Baca Juga: Oppo A77s Rilis di Indonesia, Simak Spesifikasi dan Harganya Yuk!

Riwayat percakapan antara pengguna dating apps juga perlu disimpan dengan baik, agar dapat memudahkan mereka untuk membuat laporan ke pihak yang berwajib jika sewaktu-waktu ada kejadian yang tidak diinginkan menimpa dirinya. 

“Mempertimbangkan implikasi jangka panjang dan pendek bagi korban yang selamat setelah mengalami perilaku berbahaya ini, ada kebutuhan yang jelas untuk mengembangkan mekanisme untuk melindungi pengguna,” tegas studi tersebut. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X