Jelang Pildun U20, Stadion Ramah Anak Patut Menjadi Perhatian 

- Jumat, 25 Oktober 2019 | 18:39 WIB
Suporter sepakbola The Jak Mania membawa keluarganya menyaksikan laga pertandingan Persija-Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7). Antara/ Zubi Mahrofi
Suporter sepakbola The Jak Mania membawa keluarganya menyaksikan laga pertandingan Persija-Persib di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (10/7). Antara/ Zubi Mahrofi

Sejumlah renovasi mesti dilakukan pemerintah dalam menyambut Piala Dunia U-20 (Pildun U20). Bukan hanya veneu atau tempat pertandingan, fasilitas dan sarana prasarana juga perlu diperhatikan. 

Harapannya kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Pildun U20 pada 2021 nanti bisa seperti perhelatan Asian Games 2018 lalu.

Salah satu yang patut diperhatikan yakni stadion ramah anak. Saat ini stadion di Indonesia belum layak didatangi anak, sekalipun didampingi orang tua. Faktor yang membuat stadion belum ramah anak mulai dari fasilitas stadion, pendukung yang kerap melontarkan kalimat negatif hingga paparan asap rokok.

Hal ini mesti menjadi kepedulian bersama, mengingat tidak menutup kemungkinan adanya orang tua yang membawa anak untuk menonton pagelaran Pildun U20 mendatang. Apalagi kegiatan tersebut sangat jarang terjadi.

Bisa dibayangkan jika orang tua mendapatkan trauma tersendiri saat mengajak anak nonton sepak bola tapi sang anak malah mendapat pelajaran memaki dari para pendukung. Belum lagi tribune yang penuh asap rokok.

-
Suporter Indonesia melompati pagar pembatas saat pertandingan Timnas Indonesia vs Timnas Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (5/9). (Antara/Hafidz Mubarak A)

Hal tersebut pun diakui seorang suporter sepak bola, Arifin Al Alamudi. Ia mengaku sampai saat ini enggan membawa anak-anaknya menonton sepak bola di stadion. 

Alasannya, akses keluar masuk stadion tidak tertib, dan masih banyak suporter yang merokok di dalam stadion, tanpa peduli dengan penonton lain, terutama anak-anak.

"Belum nyaman intinya stadion untuk anak-anak. Jadi khawatir kalau bawa anak. Padahal itu (asap) tidak bagus untuk anak-anak. Stadion Si Jalak Harupat, Gelora Bung Tomo, dan Gelora Bandung Lautan Api juga begitu. Ada larangan merokok tetapi tetap saja dilanggar. Kalau kategori tribune VIP mungkin bisa dilarang orang merokok. Tapi kalau tribune terbuka, susah itu dilarang orang merokok. Perlu aturan karena sepak bola ini hiburan turun-temurun," ujarnya seperti diberitakan VOA Indonesia, Jumat (25/10).

Tanggapan KPAI

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti ikut angkat bicara terkait stadion ramah anak. Menurutnya pengelola stadion harus membuat larangan merokok secara tertulis dan bertindak tegas kepada pelanggar. 

Retno juga mengakui jika kata-kata kasar dan negatif yang terlontar dari penonton dapat berpengaruh terhadap anak. Sebab 70 persen prilaku anak adalah meniru lingkungan. Anak-anak, sambung Retno, akan belajar bahwa cara menonton sepak bola adalah seperti yang dilihat dan dirasakannya di stadion. Hal ini akan dilakukan di kehidupan sehari-hari.

"Kalau anaknya ingin dan memang juga pecinta sepak bola maka orang tua tidak ada salahnya mengajak mereka menonton pertandingan. Kalau mendengar kata-kata kasar, maka bimbing anak bahwa itu tidak selayaknya dilakukan penonton, siapapun dia," ujar Retno.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X