Persaingan Pebulutangkis Tunggal Putri di Asia Ketat, Indonesia Perlu Waspadai 9 Negara

- Senin, 25 April 2022 | 22:12 WIB
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia latihan jelang SEA Games Vietnam 2021. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia latihan jelang SEA Games Vietnam 2021. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Legenda bulu tangkis Indonesia Susi Susanti angkat bicara mengenai persaingan sektor tunggal putri di Asia. Susi mengatakan ada 9 negara yang perlu diwaspadai Indonesia sebab mempunyai wakil tunggal putri yang tangguh.

Kesembilan negara itu yakni China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, India, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia.

Menurut peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 itu, Indonesia sulit bersaing pada sektor tunggal putri dunia karena kurangnya regenerasi dan tidak jarang wakil Merah Putih gugur di babak awal atau petengahan turnamen.

Baca JugaLaNyalla Minta KONI Usut Kasus Sutjiati yang Gagal Tampil di SEA Games 2021

Dia menilai, kualitas tunggal putri Indonesia masih kalah jauh dibandingkan pebulu tangkis lainnya di Asia.

“Di tunggal putri, banyak pemain tangguh dari Asia sehingga persaingan di tunggal putri ketat. Kita harus bekerja ekstra keras untuk mendapat medali,” kata mantan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia itu tentang peluang Merah Putih di SEA Games dan Asian Games, dikutip laman Komite Olimpiade Indonesia, Minggu (24/4/2022).

Susi menyebut Indonesia saat ini bertumpu kepada Gregoria Mariska Tunjung, yang kerap menjadi andalan Merah Putih dalam berbagai kejuaraan besar.

Namun berdasarkan catatan BWF, Gregoria belum mampu meraih podium lagi setidaknya dalam 3 tahun terakhir, di mana capaian terbaiknya hanya mampu melaju ke babak perempat final.

Sementara itu, pada Asian Games 2018 di Jakarta, tunggal putri peringkat ke-29 dunia tersebut harus tersingkir di babak kedua, sedangkan pada SEA Games 2019 di Filipina, dia terhenti pada perempat final.

Indonesia terakhir kali membawa pulang medali emas dari sektor tunggal putri pada SEA Games 2013. Sementara di Asian Games, tunggal putri Indonesia hanya baru sekali mendapat emas, yakni pada Asian Games 1962 silam di Jakarta.

Menurut Susi, ada beberapa penyebab sektor tunggal putri belum bisa bersaing di dunia, salah satunya adalah masalah regenerasi pemain yang dinilai belum sebaik sektor tunggal dan ganda putra.

“Tapi saya yakin PBSI sudah menyiapkan program pembinaan di semua sektor, tidak hanya putri. Kita harus bekerja keras untuk menelurkan atlet generasi mendatang dan mencatatkan prestasi,” pungkas peraih 8 medali SEA Games itu.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X