Atlet Paralimpiade Kenang Kehilangan 2 Kaki saat Bertugas di Afghanistan Melawan Taliban

- Kamis, 26 Agustus 2021 | 14:26 WIB
Atlet Paralimpiade Australia yang jadi korban Taliban (Instagram @curtmcgrath)
Atlet Paralimpiade Australia yang jadi korban Taliban (Instagram @curtmcgrath)

Atlet kayak di Paralimpiade Tokyo 2020 yakni Curtis McGrath yang kehilangan kedua kalinya saat bertugas sebagai tentara di Afghanistan mempertanyakan apakah pengorbanannya berharga setelah Taliban merebut kembali negara tersebut.

McGrath tiba di Jepang minggu ini untuk mempertahankan gelar juara Paralimpiade. Namun dia mengakui bahwa perkembangan terakhir di Afghanistan telah membawa kembali beberapa kenangan buruk yang membuatnya mengalami cedera mengerikan.

Sembilan tahun lalu, McGrath ditugaskan di Afghanistan.

Baca Juga: Ni Nengah Widiasih Raih Medali Pertama untuk Indonesia di Paralimpiade

"Apakah kehilangan kakiku sepadan?" tanya McGrath seperti dilansir dari news.com.au.

"Sebelum minggu lalu, saya tidak punya masalah untuk mengatakan ya."

McGrath menderita cedera yang nyaris merenggut nyawanya setelah dia terperangkap dalam ledakan alat peledak improvisasi (IED) di Provinsi Uruzgan di Afghanistan pada 2012 saat bertugas untuk Angkatan Darat Australia.

Ledakan itu menyebabkan McGrath kehilangan kaki kirinya di bawah lutut dan kaki kanannya di lutut, ia juga menderita serangkaian cedera lain termasuk gendang telinga yang berlubang, patah tulang di pergelangan tangannya dan luka besar di pahanya.

Pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban mendorong ribuan orang untuk mencoba melarikan diri dari negara tersebut. Namun bagi McGrath, hal itu juga memunculkan banyak kenangan yang benar-benar menyakitkan.

"Awalnya saya kesal," jelasnya. “Dan marah. Kami melatih dan melengkapi 300.000 orang Afghanistan dengan senjata dan sepertinya mereka baru saja berguling dan menyerahkan senjata mereka kepada Taliban. Jadi ya, pada awalnya, saya bertanya-tanya apakah itu semua sepadan setelah harga yang kami bayar dengan uang, nyawa, dan uang. anggota badan," beber McGrath.

Mantan peraih medali emas Paralimpiade dan juara dunia 10 kali, yang juga berteman dengan Pangeran Harry selama waktunya di angkatan bersenjata itu menambahkan bahwa dia merasa sangat menyesal atas ribuan tentara yang kehilangan nyawa mereka selama dua dekade intervensi militer di Afghanistan. 

McGrath yang menjadi saksi kekejaman Taliban pun kini hanya bisa berharap yang terbaik untuk Afghanistan. Setelah banyaknya korban berjatuhan selama negara tersebut dilanda konflik.

"Saya kembali teringat pria Afghanistan yang rela dirinya jadi korban Taliban untuk memberitahu kami di mana pemberontak telah mengubur IED. Itu adalah keberaniannya yang memungkinkan kami untuk menghapus sebuah serangkaian IED. Dan saya yakin dengan melakukan itu kita menyelamatkan nyawa," bebernya

"Saya melihat teror pemberontakan di lapangan. Menyaksikan secara langsung kekejaman Taliban. Kami pergi ke sana dan mencoba menjadikannya tempat yang lebih baik. Kami harus melakukannya," tutupnya.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X