Tiga atlet taekwondo Indonesia, yaitu Mariska Halinda (kelas 49kg), Muhammad Basam Raihan (58kg) dan Adam Yazid Ferdiansyah (68kg) gagal bertanding di Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar di Yordania pada 21-23 Mei 2021.
Berdasarkan informasi dari wartawan olahraga senior Ainur Rohman, penyebab kegagalan ini sangat sepele, yaitu karena kesalahan administrasi Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI).
Ya, tiga atlet tersebut bahkan belum bertanding, namun sudah dipastikan kalah. Mereka sudah tiba di Amman, Yordania, tempat digelarnya Kualifikasi Olimpiade Tokyo, tapi tak ikut bertanding. Mereka pun pulang ke Tanah Air pada Sabtu (22/5) dengan tangan kosong.
MENYESAKKAN
— A. Ainur Rohman (@ainurohman) May 24, 2021
Tiga atlet Taekwondo Indonesia, Mariska Halinda, M. Bassa Raihan, Adam Yazid gagal berlaga di Kualifikasi Olimpiade 2020, Yordania. Harusnya daftar online, tapi pengurus malah daftar manual.
Jadi, atlet kita gagal berlaga di Olimpiade.
????: Hendra Setyawan/Kompas pic.twitter.com/dSjYLdXXkV
Pengurus taekwondo Indonesia mengaku sudah mendaftarkan ketiga atlet secara manual dan diklaim sudah diterima panitia pelaksana. Pembayaran biaya administrasi juga sudah dilakukan
Padahal, Ainur mengatakan cara pendaftaran Kualifikasi Taekwondo Asia Olimpiade Tokyo 2020 hanyalah secara online dan pembayaran pendaftaran juga hanya bisa via transfer bank.
"Pertanyaannya, di Yordania, pengurus menemui siapa?" cuit Ainur Rohman, dikutip Rabu (26/5/2021).
Berdasarkan Tournament Outline Kualifikasi Taekwondo Asia untuk Olimpiade Tokyo 2020:
— A. Ainur Rohman (@ainurohman) May 24, 2021
1. Pendaftaran tim hanya bisa diterima melalui online registration system.
2. Pembayaran pendaftaran atlet hanya bisa lewat transfer bank.
Pertanyaannya, di Yordania, pengurus menemui siapa? pic.twitter.com/T82qd9FiVV
Sementara itu, Manajer timnas taekwondo Indonesia, Pino Indra Perdana mengklaim pendaftaran kejuaraan taekwondo Kualifikasi Olimpiade Tokyo, memang dilakukan secara manual dan online.
Mereka sudah menyelesaikan pendaftaran manual dan pendaftaran online dilakukan admin Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) melalui GMS atau Global Management System.
Namun, Pino tidak mengetahui lebih lanjut kelanjutan proses pendaftaran online tersebut. Sebagai manajer yang dilakukannya adalah menyediakan akomodiasi atlet, dan membayar uang pendaftaran.
Di level Asia, Mariska Halinda kuat di kelas 53 Kg. Pd kejuaraan Asia 2018, dia menempati peringkat ketiga. Kemungkinan dia akan lolos jk tarung di kelas 49 Kg.
— A. Ainur Rohman (@ainurohman) May 24, 2021
Skrng usia Mariska sudah 27 thn. Jd, ini mungkin kesempatan terakhirnya berlaga di Olimpiade.https://t.co/14hYKydg03
Di sisi lain, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto berharap pengurus memberikan bukti pengeluaran tertulis agar tidak menjadi temuan BPK, karena dibiayai oleh APBN.
Dengan hal ini, Indonesia tak akan mengirimkan atlet taekwondo untuk berlaga di Olimpiade Tokyo 2020.