Guatemala Tetap Bangga, Kevin Cordon Akan Diarak Keliling Kota Meski Gagal Bawa Medali

- Rabu, 4 Agustus 2021 | 13:44 WIB
Pebulu tangkis Guatemala Kevin Cordon. (REUTERS/Leonhard Foeger)
Pebulu tangkis Guatemala Kevin Cordon. (REUTERS/Leonhard Foeger)

Pebulu tangkis Kevin Cordon dikabarkan akan disambut dan diarak setibanya di Kota Guatemala usai bertanding dari Olimpiade Tokyo 2020. Kabar itu disampaikan langsung oleh federasi bulu tangkis setempat, Badminton Guatemala.

Melalui akun resmi Twitter @BadmintonGuate, Selasa (3/8/2021), Badminton Guatemala mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan arak-arakan penyambutan terhadap Kevin Cordon yang telah berhasil membawa negaranya lolos ke semifinal Olimpiade untuk pertama kalinya.

"Kami bersiap menyambut kepulangan Anda. Ini arak-arakan penyambutan resmi untuk Anda. Terima kasih Kevin Cordon atas segala usaha dan dedikasinya. Kami semua bangga, seluruh Guatemala berterima kasih atas dedikasi dan kecintaanmu terhadap Badminton," cuit Badminton Guatemala sambil menyertakan rute arak-arakan.

Adapun rute arak-arakan itu dimulai dari Bandara La Aurora hingga Central Claro, Kota Guatemala sejauh 7 kilometer.

Penampilan Kevin Cordon di Olimpiade Tokyo 2020 berhasil menyedot perhatian publik internasional.

Cordon yang berada di peringkat 59 dunia menjadi kuda hitam di cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020. Di luar dugaan, dia mampu melesat hingga ke babak semifinal.

Perjalanan Cordon di semifinal terhenti setelah dikandaskan pebulu tangkis nomor dua dunia asal Denmark, Viktor Axelsen. Lalu saat perebutan medali perunggu, Cordon ditumbangkan oleh Anthony Sinisuka Ginting.

Berasal dari negara dimana bulu tangkis bukan olahraga populer, perjuangan Cordon hingga bisa tampil di Olimpiade begitu menginsipirasi banyak orang.

Cordon lahir di Zapaca, sebuah desa terpencil di Guatemala. Sejak berusia 12 tahun, dia sudah meninggalkan orangtuanya untuk mengikuti pelatihan nasional di Guatemala City.

Salah satu alasan Cordon menekuni bulu tangkis adalah agar dia bisa tampil di Olimpiade. Padahal sejak kecil dia sudah dituntun oleh sang ayah agar menjadi pemain sepak bola yang merupakan olahraga populer lazimnya negara-negara Amerika Selatan.

Tercatat, Cordon sudah empat kali menjadi seorang Olympian. Olimpiade pertama diikutinya pada Beijing 2008, lalu berlanjut ke London 2012 dan Rio 2016. Baru di Tokyo 2020, Cordon mengukir sejarahnya sendiri.

Untuk ukuran negaranya, Cordon bisa dibilang termasuk sebagai pebulu tangkis yang sukses meski sangat jarang mengikuti kompetisi domestik bulu tangkis dunia karena keterbatasan biaya.

Namun di multievent regional negara-negara Amerika Selatan, Cordon menjadi langganan medali emas. Sayangnya, prestasi Cordon tersebut tak dibarengi oleh infrastruktur olahraga yang memadai.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X