Pebulu tangkis Kevin Cordon disambut dengan bangga dan diarak keliling dengan menggunakan Chicken Bus, angkutan kota khas Amerika Selatan, setiba di Guatemala, Rabu (4/8/2021).
Arak-arakan itu dilakukan sejauh 7 kilometer yang dimulai dari Bandara La Aurora hingga Central Claro, Kota Guatemala.
¡LA FIESTA QUE SE VIVIÓ EN GUATEMALA!!
— Andres N. 9na ???????????? (@andresNadf) August 4, 2021
¡EL PAÍS RECIBE A CORDÓN!!! ????????????????????
Imágenes de la caravana por diferentes sectores del país. Familias completas salieron a saludar a Kevin Cordón. ¡SE VIVIÓ UN MOMENTO HISTÓRICO!! #vamosGuate pic.twitter.com/INZJGaYfww
Guatemala tampaknya begitu bangga dengan Kevin Cordon karena dia berhasil membawa nama negaranya ke babak semifinal cabang olahraga bulu tangkis nomor tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020.
Sebelumnya, federasi bulu tangkis setempat, Badminton Guatemala melalui akun resmi Twitter @BadmintonGuate, Selasa (3/8/2021) mengumumkan bahwa pihaknya akan melakukan arak-arakan penyambutan terhadap Kevin Cordon.
"Kami bersiap menyambut kepulangan Anda. Ini arak-arakan penyambutan resmi untuk Anda. Terima kasih Kevin Cordon atas segala usaha dan dedikasinya. Kami semua bangga, seluruh Guatemala berterima kasih atas dedikasi dan kecintaanmu terhadap Badminton," cuit Badminton Guatemala.
¡SE COMIENZA A VIVIR EL AMBIENTE!! ????????????????????
— Andres N. 9na ???????????? (@andresNadf) August 4, 2021
Aficionados, medios de comunicación e integrantes de la Federación de bádminton llegan a las afueras del aeropuerto internacional La Aurora para recibir a Kevin Cordón. #VamosGuate pic.twitter.com/JjJ8av3VZr
Seperti diketahui, penampilan Kevin Cordon di Olimpiade Tokyo 2020 berhasil menyedot perhatian publik internasional.
Cordon yang berada di peringkat 59 dunia menjadi kuda hitam di cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020. Di luar dugaan, dia mampu melesat hingga ke babak semifinal.
Perjalanan Cordon di semifinal terhenti setelah dikandaskan pebulu tangkis nomor dua dunia asal Denmark, Viktor Axelsen. Lalu saat perebutan medali perunggu, Cordon ditumbangkan oleh Anthony Sinisuka Ginting.
Berasal dari negara dimana bulu tangkis bukan olahraga populer, perjuangan Cordon hingga bisa tampil di Olimpiade begitu menginsipirasi banyak orang.
Cordon lahir di Zapaca, sebuah desa terpencil di Guatemala. Sejak berusia 12 tahun, dia sudah meninggalkan orangtuanya untuk mengikuti pelatihan nasional di Guatemala City.
Salah satu alasan Cordon menekuni bulu tangkis adalah agar dia bisa tampil di Olimpiade. Padahal sejak kecil dia sudah dituntun oleh sang ayah agar menjadi pemain sepak bola yang merupakan olahraga populer lazimnya negara-negara Amerika Selatan.
Tercatat, Cordon sudah empat kali menjadi seorang Olympian. Olimpiade pertama diikutinya pada Beijing 2008, lalu berlanjut ke London 2012 dan Rio 2016. Baru di Tokyo 2020, Cordon mengukir sejarahnya sendiri.