Haru! Kisah Atlet Qatar & Italia, Berbagi Emas di Olimpiade Tokyo 2020

- Selasa, 3 Agustus 2021 | 10:46 WIB
Medali emas lompat tinggi Olimpiade Tokyo diberikan pada dua orang, Gianmarco Tamberi dari Italia dan Mutaz Essa Barshim dari Qatar. (REUTERS/Dylan Martinez)
Medali emas lompat tinggi Olimpiade Tokyo diberikan pada dua orang, Gianmarco Tamberi dari Italia dan Mutaz Essa Barshim dari Qatar. (REUTERS/Dylan Martinez)

Mutaz Essa Barshim (Qatar) dan Gianmarco Tamberi (Italia) berhasil mendapat medali emas, cabang olahraga lompat tinggi putra pada Olimpiade Tokyo 2020. Ada kisah haru dibalik perolehan medali tersebut.

Saat bertanding, keduanya bermain dengan unggul. Mutaz & Tamberi berhasil melewati semua lompatan hingga 2,37 meter. Keduanya lalu berusaha melewati 2,39 meter, namun keduanya gagal dalam 3 kali lompatan.

Setelah gagal, seorang ofisial Olimpiade menawarkan mereka satu lompatan untuk menentukan pemenang. Namun kala itu, Mutaz bertanya kepada ofisial.

"Apa bisa ada dua emas,?" katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (3/8). Ofisial itu mengangguk.

Kedua atlet itu bergandengan tangan dan bersorak kegirangan. Kedua atlet itu merupakan sahabat dekat dan memilih membagi kemenangan bersama. Berbagi emas untuk 1 nomor adalah yang pertama kalinya dalam olimpiade sejak 1912.

"Saya melihat dia, dia melihat saya, dan kami tahu itu. Kami hanya melihat satu sama lain dan kami tahu, itu saja, sudah selesai. Tidak perlu," kata Mutaz.

"Dia adalah salah satu teman terbaik saya, tidak hanya di trek, tetapi di luar trek. Kami bekerja sama. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini adalah semangat sejati, semangat olahragawan, dan kami di sini menyampaikan pesan ini," sambungnya.

Hal itu juga menjadi solusi terbaik bagi atlet Italia, yang mengalami patah pergelangan kaki beberapa hari sebelum Olimpiade Rio 2016.

"Setelah cedera saya, saya hanya ingin kembali, tetapi sekarang saya memiliki emas ini, itu luar biasa, saya memimpikan ini berkali-kali," kata Tamberi.

"Saya diberitahu pada 2016 tepat sebelum Rio ada risiko saya tidak akan bisa bersaing lagi. Ini adalah perjalanan yang panjang," sambungnya.

Mutaz pernah mendapat medali perunggu, yang kemudian ditingkatkan lagi menjadi perak di Olimpiade London 2012. Dia kembali meraih perak di Rio 2016, dan memenangi 2 gelar dunia berturut-turut pada 2017 dan 2019.

Catatan terbaiknya yakni 2,43 meter adalah lompatan tertinggi kedua sepanjang masa, di belakang rekor dunia Kuba Javier Sotomayor 2,45 meter yang ditetapkan pada 1993.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X