Kisah perjuangan atlet anggar cantik, Monica Aksamit menyabet medali Olimpiade bak drama korea yang kini tengah digandrungi masyarakat.
Pasalnya, saat meniti karir sebagai atlet anggar Ia harus dihadapkan dengan pilihan hidup yang membuat dirinya sempat mengalami dilema, antara menggapai mimpi ataukah mengutamakan keluarga.
Sebelum akhirnya bisa menyabet medali perunggu di ajang Olimpiade Rio 2016, langkahnya tak luput dari lika-liku kehidupan yang rasanya jauh dari kata menyenangkan. Mulai dari perceraian kedua orang tuanya yang turut menggoyahkan keuangannya, dirinya yang hampir keluar dari sekolah anggar, hingga akhirnya olahraga anggar yang mampu menghidupi keluarganya.
Lantas, siapa sosok sebenarnya atlet anggar cantik yang satu ini? Yuk kita simak profilnya.
Profil
Monica Aksamit lahir di New York City, 18 Februari 1990. Dara cantik yang kini berusia 32 tahun itu, ketika usianya menginjak satu setengah tahun telah terbiasa hidup jauh dari kedua orang tuanya, Marzena Kamiska dan Peter Aksamit.
Aksamit kecil kala itu tinggal bersama kakek-neneknya di Polandia. Naasnya, di usianya yang masih belia, Ia harus menghadapi perceraian kedua orang tuanya yang turut berdampak ke kehidupannya.
"Orang tua saya adalah seorang imigran. Mereka bercerai ketika usia saya 9 atau 9 tahun," ujarnya dikutip Indozone melansir laman Patch, Selasa (5/4/2022).
Hampir Berhenti Sekolah Anggar
Akibat perceraian orang tuanya, Monica Aksamit yang kala itu memilih untuk tinggal bersama sang ibu di Amerika Serikat, sempat hampir merelakan karir bermain anggarnya akibat permasalah keuangan yang ditanggung keluarganya.
Namun, berkat kepiawaian dirinya dalam bermain anggar, pelatihnya pun tak mengizinkan hal tersebut harus menghambat cita-cita Aksamit.
"Saya melihat begitu banyak bakat pada anak anda. Dia harus melanjutkan olahraga ini" ujar pelatih Monica Aksamit kala itu.
Perjuangan Meraih Medali Olimpiade 2016
Sejak dirinya dilatih oleh pelatih anggar terkenal dunia, Yurry Gelman, lika-liku kehidupannya pun nampak membuahkan hasil. Saat usianya 15 tahun, Ia tergabung dalam tim nasional junior dan memenangkan Kejuaraan Anggar Dunia 2008.
Demi menyambung hidupnya, Ia sempat menjadi guru anggar di berbagai komunitas. Hingga akhirnya, Ia pun berhasil terpilih menjadi tim cadangan anggar Amerika di Olimpiade Rio 2016 dan meraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016. Meskipun diketahui, dirinya kala itu tengah mengalami patah tulang belakang, hingga terpaksa tampil dengan penyangga.
Kisah Romansa bak Drama Korea
Kisah asmara atlet cantik satu ini ditutup dengan dirinya yang dilamar oleh sang kekasih yang merupakan pelatihnya, Lucas Guillermo Saucedo, di panggung olimpiade.
Momen ini terjadi usai Ia gagal meraih medali pada ajang Olimpiade Tokyo 2020 atas fencer Hungaria, Anna Marton.
